Kamis, 28 Maret 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Selasa, 19 Mei 2020 | 06:31 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Menurut Klinik Cleveland, gejala gatal-gatal akibat stres memang cenderung dialami oleh perempuan yang berusia 30 hingga 50 tahun. Tetapi tidak menutup kemungkian laki-laki dan perempuan di kelompok usia lain mengalaminya.

"Gatal-gatal akibat stres sering kali terlihat mirip gigitan serangga atau gatal-gatal alergi," kata Sharon Bergquist, MD, asisten profesor di Departemen Penyakit Dalam di Emory University School of Medicine seperti yang dikutip dari Insider.

Bergquist mengatakan alergi mungkin merupakan pemicu terbesar dari gatal-gatal yang terjadi ketika tubuh melepaskan histamin. Sementara itu, histamin menyebabkan tubuh kebayakan plasma ke dalam kulit.

Gatal-gatal juga dapat terjadi akibat bahan kimia tertentu dalam makanan, gigitan serangga, efek samping obat, dan paparan sinar matahari.

"Ada banyak kasus di mana kita bahkan tidak tahu apa yang menyebabkan gatal-gatal," kata Bergquist.

"Ada bentuk gatal kronis yang sangat sulit untuk dikelola karena dalam sebagian besar kita tidak pernah benar-benar mengetahui penyebab gatal tersebut," tambahnya.

Ilustrasi gatal. (Sumber: Shutterstock)

Dilansir dari Insider, sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa situasi jangka pendek yang penuh tekanan dapat menyebabkan bentuk gatal akut. Tekanan finansial, pribadi, atau profesional dapat memperburuk gatal-gatal seseorang.

Sementara stresor jangka pendek dan jangka panjang dapat menyebabkan gatal-gatal, Bergquist mengatakan bahwa stres yang lebih tahan lama dapat menyebabkan kondisi gatal pada kulit yang lebih tahan lama pula.

Stres tidak hanya dapat menyebabkan gatal-gatal tetapi juga memperburuk kondisi kulit lainnya seperti jerawat, psoriasis, eksim, dan dermatitis seboroik.

BACA SELANJUTNYA

Demi Hal Ini, Selena Gomez Sudah Berhenti Bermain Media Sosial Sejak 4,5 Tahun Lalu