Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Tetap sehat dan aktif adalah metode terbaik untuk mengurangi risiko serangan jantung dan menyadari tanda-tanda awalnya. Maka dari itu daging merah baik dari sapi maupun babi, seharusnya menjadi makanan yang Anda hindari.
Sebab, lebih dari setengah kalori daging berasal dari lemak jenuh, demikian dilansir dari Express.
Lemak jenuh meningkatkan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan meningkatkan peluang serangan jantung atau stroke.
Daging olahan, seperti bacon juga mengandung banyak garam yang meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Sementara sodium yang tinggi dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan gagal jantung.
Baca Juga
-
Virus Corona Bermutasi Ratusan Kali, Apa Dampaknya?
-
Simak! Ini 4 Alasan Kenapa Work From Home Terasa Lebih Melelahkan
-
Penelitian Sebut Virus Corona Masuk Lewat Mata, dengan Jumlah Lebih Banyak!
-
Trauma Masa Kecil Punya Efek Buruk pada Kesehatan Jantung Orang Dewasa
-
Studi: Ruang Minim Ventilasi Lebih Berisiko Tularkan Covid-19
-
Pakar Kembangkan Antibodi Monoklonal untuk Penyembuhan Covid-19, Apa Itu?
Sebuah penelitian terhadap hampir 30.000 orang yang diikuti hingga tiga dekade menemukan bahwa mereka yang secara teratur mengonsumsi daging olahan seperti bacon lebih rentan terhadap kematian dini.
Secara khusus, makan daging merah atau olahan setiap tujuh hari dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular tiga hingga tujuh persen lebih tinggi.
"Ini adalah perbedaan kecil, tetapi ada baiknya mencoba mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni dan daging deli," kata Norrina Allen profesor kedokteran di Universitas Northwestern, Chicago.
Daging merah yang perlu dikurangi termasuk daging sapi, domba, babi, sapi muda dan daging rusa. Sementara produk olahan, seperti bacon, sosis, hot dog, salami, dan kornet.
Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine ini memasukkan diet yang dilaporkan selama setahun dari 29.682 pria dan wanita dengan usia rata-rata 53 tahun.
"Memodifikasi asupan makanan protein hewani ini mungkin menjadi strategi penting untuk membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini," kata peneliti, Dr. Victor Zhong.
Lembaga Jantung, Paru dan Darah Nasional mengatakan, bahwa faktor risiko utama untuk serangan jantung adalah merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas,diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik rutin, hingga diabetes.
Beberapa faktor risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi cenderung terjadi bersamaan.
Terkini
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
- 5 Tanda Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok Termasuk
Berita Terkait
-
3 Bahaya Konsumsi Daging Anjing yang Perlu Diketahui
-
Benarkah Makan Daging Sebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata Ahli!
-
Jangan Khawatir, Ini Cara Aman dan Sehat Makan Sate Daging Kurban!
-
Takut Makan Daging Kurban Karena Kolesterol Tinggi, Ini Kata Ahli!
-
Rima Melati Sempat Alami Gagal Jantung, Ini Bedanya dengan Serangan Jantung!
-
Bukan Menyehatkan, Studi Baru: Lari Meningkatkan Risiko Serangan Jantung pada Pria
-
Bahayakah Konsumsi Daging Sapi yang Terinfeksi PMK? Begini Penjelasan Dokter Hewan
-
Hati-hati, Kebiasaan Duduk Berjam-jam Tingkatkan Risiko Serangan Jantung, Ini Sebabnya!
-
Viral Wanita Asal India Meninggal Dunia Saat Berolahraga di Gym, Apa Penyebabnya?
-
Terlalu Banyak Asupan Protein Bisa Memengaruhi Kesuburan Pria, Kok Bisa?