Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Momen Ramadan tahun 2020 cukup membuat dilema, sebab umat muslim harus berpuasa di tengah pandemi virus corona Covid-19. Pastinya, hal ini akan terasa berbeda dengan momen Ramadan sebelumnya.
Tapi, bagaimana dengan orang yang termasuk golongan rentan terinfeksi virus corona Covid-19 dalam menjalani ibadah puasa Ramadan?
Beberapa orang yang rentan mungkin akan memilih tidak puasa jika menunjukkan gejala virus corona Covid-19. Ada pula yang mungkin ketakutan bahwa menahan makan dan minum selama puasa akan melemahkan kekebalan tubuhnya.
Dalam hal ini, orang tanpa masalah kesehatan kronis yang mendasar dan tidak mengalami gejala apapun tetap aman menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan.
Baca Juga
Sementara untuk orang yang rentan, Asim Yusuf, ketua British Council of Scholars dan psikiater konsultan memiliki pandangan dan saran khusus.
Menurut Asim Yusuf, seharusnya puasa di bulan Ramadan adalah kesempatan terindah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, beberapa orang mungkin khawatir dengan kesehatannya di tengah pandemi.
"Karena itu, kami menyarankan umat Islam untuk mendiskusikan kondisi kesehatannya dengan para profesional medis dan guru agamanya dalam menjalani ibadah puasa selama pandemi," jelas Asim Yusuf dikutip dari Metro.
Sehingga dokter mungkin bisa membantu menyarankan menu makanan yang menjaga keseimbangan dan sesuai arahan di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Satu hal yang paling penting, orang dengan masalah kesehatan mendasar baik sedang puasa atau tidak, wajib untuk menjaga jarak sosial. Karena, ahli kesehatan telah mengatakan jarak sosial dan cuci tangah adalah cara efektif menghindari penularan virus.
Adapun golongan orang yang dianggap berisiko tinggi terinfeksi virus corona Covid-19, antara lain:
1. Orang-orang yang telah menerima transplantasi organ dan menjalani pengobatan imunosupresi yang sedang berlangsung.
2. Penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi aktif atau radioterapi.
3. Orang dengan kanker darah atau sumsum tulang, seperti leukemia yang masih dalam tahap pengobatan.
4. Orang dengan kondisi dada parah, seperti cystic fibrosis atau asma parah, sehingga memerlukan perawatan rumah sakit atau tablet steroid.
5. Orang dengan penyakit parah pada sistem tubuh, seperti masalah ginjal atau dialisis.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Bau Mulut saat Puasa? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
-
Terus Sembelit saat Puasa? Coba Ikuti Tips Ini agar BAB Lancar
-
Agar Efek Tetap Optimal, Bagaimana Aturan Minum Obat saat Puasa yang Tepat?
-
Mie Instan Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sahur, Ini Lho Alasannya
-
Tak Perlu Takut, Puasa Justru Bisa Redakan Maag dan GERD
-
Kontrol Behel di Bulan Ramadan, Apakah Bikin Puasa Batal?
-
Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
-
Bisa Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 5 Rekomendasi Menu Sahur yang Bernutrisi
-
Biar Puasa Lancar, Ikuti 5 Tips Menghindari Asam Lambung Naik Berikut
-
Dua Hal yang Harus Dilakukan Saat Sahur agar Kamu Berenergi Selama Puasa, Apa Saja?