Sabtu, 04 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Senin, 06 April 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

2. Banyaknya Orang Terinfeksi Tidak Bergejala atau Ringan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 80 persen orang terinfeksi virus corona biasanya mengalami gejala ringan.

Melansir dari South China Morning Post (SCMP), sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Singapura dan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperkirakan sekitar 10 persen infeksi Covid-19 dipicu oleh orang yang tidak mengalami gejala signifikan.

Penelitian tersebut baru diterbitkan pada Rabu (1/4/2020).

Sayangnya tes yang dilakukan di Indonesia hanya untuk orang dengan gejala signifikan.

"Hal ini mengakibatkan kemungkinan besar orang yang mengalami gejala ringan akan mengobati diri sendiri sampai sembuh, sehingga tidak terdeteksi oleh sistem kesehatan," tulis Henry.

"Temuan ini mengindikasikan bahwa jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan hingga saat ini masih sangat jauh dari jumlah kasus yang sebenarnya terjadi di masyarakat, termasuk di Indonesia," tambahnya.

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

 

3. Tingginya Penderita Penyakit Kronis

WHO menyatakan, bahwa setidaknya enam dari 10 penyebab kematian di dunia adalah karena penyakit kronis.

Tingginya penderita penyakit kronis di Indonesia juga bepeluang memperbesar risiko kematian akibat Covid-19.

"Tingginya angka kesakitan penyakit kronis di Indonesia seperti penyakit jantung koroner 1,5% dari total populasi pada 2018 atau 4 juta orang, diabetes melitus (1,5% atau 4 juta), dan hipertensi (34% atau 60 juta dari grup populasi berusia 18 tahun ke atas) dapat meningkatkan risiko kematian pada kasus COVID-19," tulis Henry yang juga merupakan seorang epidemologis.

BACA SELANJUTNYA

Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!