Sabtu, 20 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Kamis, 13 Februari 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pada Sabtu (8/2/2020) lalu, komisi kesehatan Shanghai mengumumkan virus corona Wuhan dapat menular melalui aerosol atau udara dalam sebuah konferensi pers di Shanghai.

Aerosol pada dasarnya adalah partikel kecil tempat tetesannya menguap dan dapat bertahan di udara untuk waktu yang lama, menurut Mount Sinai Hospital.

Zeng pun menyarankan warga China untuk mengambil tindakan pencegahan dengan membatalkan semua kegiatan sosial dan pertemuan, membuka jendela untuk menjaga sirkulasi udara dan mendesinfeksi rumah.

Tetapi, Wang Linfa, yang merupakan direktur program penyakit menular di Duke-NUS Medical School, mengatakan dirinya tidak menganggap pengumuman tersebut sebagai sesuatu yang sangat serius.

Ia akan menunggu sampai sebuah makalah ilmiah yang menunjukkan bukti jelas mengenai transmisi aerosol terbit, tuturnya dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada Senin (10/2/2020) di Singapura.

"Mereka tidak mengatakan bagaimana mereka mendapat kesimpulan tersebut, dan beberapa banyak orang yang telah menyebabkan transmisi aerosol," ujar Wang.

Virus Corona Wuhan (Suara.com/Shutterstock)

Frekuensi transmisi aerosol juga penting, katanya, dalam membangun respons. "Jika itu bisa terjadi dalam satu dari 10.000 kasus, itu buruk, tetapi kita tidak perlu khawatir," sambungnya, dilansir South China Morning Post.

Pendapat ini pun sama dengan yang dikatakan oleh Dr. Feng Fuzhao, seorang peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, pada Minggu (9/2/2020).

Dr. Feng mengatakan masyarakat tak perlu panik karena belum ada bukti yang menunjukkan virus baru dapat ditularkan melalui transmisi aerosol.

Direktur eksekutif Singapore's National Cantre for Infectious Diseases, Leo Yee-Sin, mengatakan cara penularan seperti ini akan membuat kondisi ini sangat menular dan menempatkannya pada tingkat yang sama dengan campak, cacar dan TBC.

Jadi, menurutnya penyebaran melalui aerosol belum memiliki cukup bukti yang jelas.

Namun, jika melihat pengaturan medis, ia tidak mengesampingkan adanya aerosolisasi mengingat beberapa pasien virus corona harus diintubasi dan diberi oksigen. Itulah sebabnya, ia menambahkan, tenaga medis perlu melindungi diri dengan masker N95 dan peralatan pelindung lainnya.

BACA SELANJUTNYA

Virus Corona Covid-19 Juga Berdampak Buruk Pada Kesehatan Tulang, ini 3 Efeknya!