Rabu, 17 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Jum'at, 07 Februari 2020 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Mendiagnosis sakit radang usus buntu atau dalam istilah medis adalah apendisitis, bisa menjadi rumit. Sebab, gejalanya sering samar atau sangat mirip dengan penyakit lainnya, seperti infeksi kandung kemih, kolitis, penyakit Crohn, gastritis hingga gastroenteritis.

Untuk mengetahuinya, kemungkinan dokter akan menekan lembut bagian perut kanan bawah dan menunggu apakah hal ini menyebabkan rasa sakit.

Dokter juga akan melakukan tes CT Scan atau ultrasound untuk melihat bagian perut pasien. Selain cara ini, ada juga tes lainnya untuk meyakinkan diagnosisnya.

Secara umum, apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu, sebuah kantong berbentuk jari yang menonjol dari usus besar di sisi kanan bawah perut, menurut Mayo Clinic.

Ilustrasi Anak Sakit Perut. (Shutterstock)

Itulah mengapa saat menderita usus buntu bagian kanan bawah perut Anda akan sakit. Namun, pada kebanyakan orang, rasa sakit dimulai di sekitar pusar dan kemudian menyebar secara bertahap, seperti nyeri tumpul, lalu kram, dan berakhir nyeri di seluruh perut.

Dilansir Very Well Health, penyakit ini terjadi akibat usus buntu tersumbat oleh cairan yang merupakan hasil dari infeksi.

Jika usus buntu tidak segera diobati, akan menyebabkan pembengkakan dan akhirnya pecah. Isi yang bocor ini akan menginfeksi seluruh perut dan dapat berakibat fatal.

Siapapun dapat menderita radang usus buntu, paling sering terjadi pada orang berusia antara 10 hingga 30 tahun.

Pengobatan standar dari kondisi ini adalah pengangkatan usus buntu secara bedah atau operasi.

BACA SELANJUTNYA

Waspada Recreational Water Illness Saat Berenang di Kolam Renang Umum, Sebabkan Banyak Infeksi