Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali, DKT Indonesia mengelar 'Media Briefing dan Training: Harmonisasi Program Keluarga Berencana Bali Untuk Kesejahteraan Indonesia'. Acara ini berlangsung di Hotel Grand Santhi, Denpasar, Bali pada Senin (28/10/2019).
Melalui acara tersebut, secara garis besar DKT Indonesia dan PKBI Bali menyampaikan pentingnya alat kontrasepsi (KB) dan kesehatan reproduksi. Tujuannya untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak.
Pihaknya turut mengundang Prof. Dr. dr. I Nyoman Mangku Karmaya (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana), Luh Putu Sukarini (Ketua Pengurus IBI), Bagus (Wakil Ketua PKBI dan Tim Pembina BKK Bali) yang menyampaikan gambaran program keluarga berencana di Bali.
Prof. I Nyoman Mangku menyampaikan program keluarga berencana artinya, merencanakan jumlah anak dengan cara menjarakkan kehamilan. Tujuannya, demi meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dan keluarga.
Baca Juga
-
Sakit Kuning Bisa Hilang dalam 4 Hari, tapi Kondisi Ini Bisa Memperlambat
-
Cuaca Panas Bikin Nyamuk Tambah Banyak, Begini Cara Menanganinya!
-
Asma pada Ibu Hamil Bisa Berbahaya untuk Bayi, Begini Cara Mengatasinya!
-
Terlalu Lama Bekerja Bisa Menyebabkan Kerontokan Rambut? Ini Faktanya!
-
Mas Kawin Kurang, Suami Diam-diam Jual Ginjal Sang Istri
Hal ini juga berkaitan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk itulah yang akan berdampak pada banyak hal, seperti mekanisme produksi dan distribusi yang serba digital, lapangan kerja berkurang dan angka pengangguran meningkat serta masih banyak dampak lainnya.
Selain itu, KB juga berhubungan dengan kualitas SDM akibat rendahnya pendidikan, usia reproduksi dan tingginya angka perceraian. Bahkan keterkaitan tersebut juga akan menimbulkan dampak lebih luas.
Pada akhirnya, kurangnya kesadaran tentang program keluarga berencana akan merugikan perempuan. Mulai komplikasi akibat kehamilan dan kelahiran terlalu sering hingga aborsi karena mengalami kehamilan tak terencana.
"Bayangkan sekitar 1.600 perempuan setiap hari mengalami komplikasi karena hamil dan melahirkan, 70 ribu meninggal karena aborsi oleh orang tidak kompeten dan 2 juta mengalami female genital mutilation," jelas Prof. I Nyoman Mangku.
Pihaknya juga menemukan perempuan lebih berisiko terinfeksi HIV daripada laki-laki. Hal ini ada kaitannya dengan kesadaran masyarakat mengenai penggunaan alat kontrasepsi.
Aditya A Putra, Head of Strategic Planning DKT Indonesia juga menegaskan bahwa program KB tidak hanya menekan jumlah anak. Tetapi juga berkaitan dengan kesehatan reproduksi, hak asasi manusia dan lainnya.
Dalam hal ini, alat kontrasepsi sebagai salah satu bentuk program KB. Sayangnya, sekarang ini keberadaan alat kontrasepsi justru masih terkesan tabu.
Padahal alat kontrasepsi sangat mudah diakses dan berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Seperti menurunkan risiko radang panggul, kanker, menjaga kesehatan mental dan menjamin tumbuh kembang anak.
Prof. I Nyoman Mangku pun berpendapat ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang kurang kesadaran untuk program KB maupun penggunaan alat kontrasepsi, seperti faktor budaya, faktor agama dan lainnya.
Jika tidak dicegah, mungkin saja terjadi peningkatan kematian maternal, kehamilan tak diinginkan, kekerasan dan perdagangan serta ancaman penyebaran HIV/AIDS di belahan dunia pada perempuan.
Adapun sejumlah penyebab kematian maternal pada perempuan yang dipaparkan oleh Prof. I Nyoman Mangku. Seperti perdarahan sekitar 25 persen, infeksi 14 persen, kelainan hipertensi dalam kehamilan 13 persen, komplikasi aborsi yang tidak aman 13 persen dan persalinan yang lama 7 persen.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Pentingnya Edukasi tentang KB, Kepala BKKBN Beri Imbauan
-
Partisipasi Rendah, Pria Masih Dapat Stigma dan Kesulitan Akses Kontrasepsi
-
Bisa Jadi Alternatif Kondom, Yuk Lebih Mengenal Kontrasepsi Spons
-
DKT: Pria Perlu Berpartisipasi Penuh pada Program Keluarga Berencana
-
Nyaman dan Aman, DKT Indonesia Luncurkan KB Suntik 2 Bulanan
-
Alat Kontrasepsi Perempuan Bisa Tak Cocok, Kenali 4 Tandanya
-
Bisa Menyeimbangkan Hormon Wanita, DKT Indonesia Rilis Pil KB Baru
-
Wanita di Amerika Justru Ingin Menunda Kehamilan selama Pandemi Covid-19
-
Pakai Kondom saat Bercinta di Masa Pandemi Covid-19 Itu Penting!
-
Sempat Terganggu, BKKBN Imbau Layanan KB Kembali Dibuka di Masa New Normal