Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Apakah kamu mengalami gangguan tidur atau insomnia, jika iya sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja. Melainkan ditangani agar tidur lebih berkualitas.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Circulation bahkan menungkapkan insomnia berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular. Benarkah?
Dilansir dari thehealthsite, orang yang menderita insomnia lebih mungkin mengalami penyakit arteri koroner, gagal jantung, stroke. Pengamatan dalam studi ini menemukan hubungan antara insomnia yang memengaruhi hingga 30 persen dari populasi umum, dan peningkatan risiko mengalami penyakit jantung dan stroke.
Namun, menurut penulis utama dalam studi ini, Susanna Larsson, studi observasional ini tidak bisa menentukan apakah insomnia merupakan penyebabnya.
Baca Juga
-
Belajar dari Dian Sastro, Ketahui 5 Olahraga Terbaik untuk Anak Autis!
-
Dian Sastro Cerita Anaknya Autis, 5 Mainan Ini Penunjang Tumbuh Kembangnya!
-
Aris Predator Anak di Mojokerto Anak Dikebiri Kimia, Efektif atau Tidak?
-
Cek Kesehatan Lewat Bulan Kelahiran, Bisa Prediksi Risiko Penyakit Kronis!
-
Aris Predator Anak di Mojokerto Segera Dihukum Kebiri, Apa Efek Sampingnya?
Pada studi awal, Larsson dan seorang rekannya menerapkan pengacakan Mendelian, sebuah teknik yang menggunakan varian genetik yang terhubung dengan risiko potensial, seperti insomnia, untuk mengurangi bias dalam hasil.
Studi ini melibatkan 1,3 juta peserta dengan atau tanpa penyakit jantung dan stroke diambil dari empat studi dan kelompok publik.
Peneliti menemukan varian genetik untuk insomnia memiliki kemungkinan mengalami penyakit arteri koroner, gagal jantung, stroke iskemik, terutama stroke arteri besar, tetapi tidak pada atrial fibrilasi.
"Penting untuk mengidentifikasi alasan yang mendasari insomnia dan mengobatinya," ungkap Larsson.
"Tidur adalah perilaku yang dapat diubah oleh kebiasaan baru dan menajemen stres," lanjutnya.
Menurutnya, keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa hasilnya merepresentasikan hubungan varian genetik dengan insomnia. Ia mengungkapkan tidak mungkin menentukan apakah individu dengan penyakit kardiovaskular mengalami insomnia atau tidak.
Terkini
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
- 5 Tanda Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok Termasuk
- Daftar Sayuran yang Baik untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil, Terong Termasuk?
Berita Terkait
-
Pakar Jelaskan Gejala Awal Gagal Jantung yang Seringnya Tidak Diperhatikan Penderita, Apa Saja?
-
Duduk Lebih dari 8 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Sakit Jantung, Ayo Perbanyak Gerak
-
Susah Tidur Malam Karena Overthinking? Cobalah Lakukan Teknik Pernapasan Ini!
-
3 Latihan Pernapasan Ini Dapat Mengatasi Insomnia, Mau Coba?
-
Kenali 5 Efek Samping Insomnia, Termasuk Dorongan Seks Menurun Lho!
-
Inilah Alasan Sering Makan Daging Merah Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Studi: Plastik Bisa Memicu Penyakit Kardiovaskular dan Kolesterol
-
Studi: Aktivitas Fisik Sangat Baik Bagi Penyandang Penyakit Kardiovaskular
-
Awas, Kurang Tidur Bisa Sebabkan Masalah Diabetes
-
Anak Perempuan Obesitas Lebih Berisiko Kembangkan Penyakit Kardiovaskular