Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Patah hati bukan cuma tentang perasaan, bahkan bisa berpengaruh terhadap kesehatan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association mengungkapkan, patah hati bisa memengaruhi risiko kanker.
Studi tersebut menemukan 1 dari 6 orang yang mengalami sindrom patah hati lebih berisiko menderita kanker dan meninggal dalam waktu 5 tahun lebih cepat dibandingkan orang tanpa sindrom patah hati.
Sindrom patah hati yang juga disebut stres cardiomyopathy adalah suatu kondisi sementara yang disebabkan oleh situasi-situasi yang membuat stres.
Menurut Mayo Clinic yang dikutip NBC News, sindrom patah hati membuat satu bagian dari jantung berhenti memompa secara normal yang menyebabkan bagian jantung lainnya memompa lebih cepat.
Baca Juga
-
Alami Kondisi Langka, Bayi Ini Punya Tanda Lahir di Wajahnya
-
Apa yang Membuat Horoskop Begitu Menarik bagi Milenial?
-
WHO Tetapkan Darurat Wabah Ebola di Kongo, Kenali Gejala dan Pencegahannya!
-
Ngaku Hanya Mandi Seminggu Sekali, Anya Geraldine Rentan Penyakit Ini!
-
Hentikan Kebiasaan Bersihkan Wajah dengan Tisu Basah, Bisa Rusak Kulit!
Sebuah studi tahun 2018 juga menemukan bahwa pasien yang didiagnosis dengan sindrom patah hati dua kali lebih mungkin menghadapi komplikasi klinis selama proses pengobatan jika mereka juga menderita kanker.
Dalam studi baru, para peneliti juga melihat data dari Internasional Tokotsubo Registry pada lebih dari 1.600 pasien dengan sindrom patah hati.
Mereka menemukan bahwa 1 dari 6 penderita kanker, 90 persennya akan berjenis kelamin perempuan. Jenis kanker yang paling sering terjadi adalah kanker payudara.
Selain kanker payudara, mereka juga rentan kanker sistem pencernaan, saluran pernapasan, organ seks, kulit dan area lainnya.
Orang dengan sindrom patah hati juga dua kali lebih mungkin mengalami pemicu fisik versus pemicu emosional sindrom patah hati dibandingkan orang tanpa sindrom patah hati.
Namun, studi ini hanya mencari hubungan antara risiko kanker dengan sindrom patah hati tanpa melihat faktor lainnya yang bisa menjadi penyebab.
"Studi kamu harus meningkatkan kesadaran ahli onkologi dan hematologi bahwa sindrom patah hati harus dipertimbangan pada pasien yang menjalani pengobatan kanker," kata Dr. Christian Templin, Direktur Kardiologi Intervensional Laboratorium Katerisasi Jantung di University Heart Center Zurich.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
-
4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
-
Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
-
Cegah Osteoporosis Jangan Cuma Minum Susu, Konsumsi Juga Makanan Ini
-
Tak Cuma Lezat, Kacang Mete Juga Punya 5 Manfaat untuk Kesehatan
-
Babe Cabita Idap Anemia Aplastik, Ketahui Bedanya dengan Leukimia
-
7 Efek Begadang bagi Kesehatan, dari Obesitas hingga Menurunkan Konsentrasi
-
6 Makanan yang Baik untuk Otak, Berikut Rekomendasinya
-
Pengidap Kanker Payudara Semakin Muda, Ingatkan Lagi Pentingnya Deteksi Dini Melalui Sadari dan Sadanis
-
Selain Menambah Energi, Ini Efek Makan Nasi Putih yang Perlu Anda Tahu