Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Status darurat wabah ebola di Kongo yang ditetapkan oleh WHO pastinya meningkatkan kewaspadaan publik mengenai infeksi virus mematikan ini.
Sebelumnya, WHO menyampaikan bahwa sejak deklarasi status darurat ini masuk kategori Darurat Kesehatan Publik dan Keprihatinan Internasional hampir setahun lalu.
Wabah ebola ini telah diklasifikasikan sebagai darurat tingkat 3 yang paling serius, memicu tingkat mobilisasi tertinggi dari organisasi itu.
Melansir dari Healthline, virus ebola termasuk penyakit serius yang bisa berakibat fatal. Penyakit ini termasuk salah satu virus dari demam berdarah.
Baca Juga
Tingkat kematian Ebola bervariasi tergantung pada jenisnya. Sebagai contoh, Ebola-Zaire dapat memiliki tingkat kematian hingga 90 persen. Sementara Ebola-Reston tidak pernah menyebabkan kematian pada manusia.
Gejala seseorang terjangkir virus ebola ini biasanya terjadi dalam rentang waktu 2-21 hari. Biasanya penderita akan merasakan demam, sakit kepala, nyeri sendi, kelelahan, diare, muntah, sakit perut dan kurang nafsu makan.
Selain itu, beberapa orang mungkin akan merasakan ruam, batuk, cegukan, sakit tenggorokan, sulit bernapas hingga kesulitan menelan.
Sampai sekarang belum diketahui bagaimana seseorang bisa terinfeksi virus ebola ini. Sehingga sulit untuk mencari tahu cara mencegah terinfeksi virus ebola.
Sejauh ini pencegahan hanya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memastikan semua petugas kesehatan memakai pakaian pelindung
2. Menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi, seperti sterilisasi peralatan lengkap dan penggunaan desinfektan secara rutin
3. Isolasi pasien ebola dari kontak dengan orang yang belum dan tidak terlindungi.
Sterilisasi menyeluruh dan pembuangan jarum bekas dengan benar di rumah sakit sangat penting dalam mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut serta menghentikan penyebaran wabah.
Karena, virus ebola ini cenderung menyebar lebih cepat dalam keluarga, lingkungan pertemanan. Sebab mereka yang sering terpapar dan berhubungan langsung dengan penderita.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Mengenal Virus Marburg: Gejala, Penyebab hingga Cara Penularan
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
-
Mengenal 4 Jalur Penularan HIV, Penyakit yang Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung
-
Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung, Ini Mitos yang Masih Dipercaya Tentang HIV
-
Penelitian Temuan Virus Cacar Monyet Bisa Bertahan Hidup di Permukaan
-
Makanan dan Minuman Ini Sangat Bagus untuk Penderita Demam Berdarah, Apa Saja?
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
WHO: Wabah Cacar Monyet Bisa Dihentikan, Asalkan...
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut