Jum'at, 03 Mei 2024
Vika Widiastuti : Sabtu, 11 Mei 2019 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Seorang yang sedang berpuasa harus tetap memperhatikan pola makan dan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh. Terlebih bagi yang memiliki masalah asam lambung Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Menurut Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Nutrisionis dan Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, puasa Ramadan yang mewajibkan adanya jeda 12 hingga 13 jam di antara waktu makan dapat memicu atau memperburuk penyakit ini, terutama jika tidak diikuti oleh pola makan dan gaya hidup sehat.
  
"Penderita GERD yang berpuasa dapat menurunkan gejala GERD mereka, selama dilakukan dengan benar dan tidak makan berlebihan saat berbuka puasa. Berpuasa dengan cara-cara yang benar akan membantu mengatasi GERD,” ujar Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Nutrisionis dan Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association.  
  
Dr. Rita menjelaskan bahwa makanan yang dikonsumsi penderita GERD harus mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi juga tidak menstimulasi naiknya asam lambung ke kerongkongan. 

Makanan yang disarankan untuk penderita GERD adalah makanan yang mudah dicerna, tidak mengandung gas, atau lemak yang tinggi. Pengolahan makanan diutamakan dengan cara direbus, dikukus, ditumis, dan menggunakan santan encer.  
  
Nah berikut beberapa tips yang dapat diikuti oleh penderita GERD saat berpuasa:

Ilustrasi makan sahur (Shutterstock)


Tips sahur:

1. Sebelum makan sahur, konsumsilah segelas air putih hangat dengan camilan ringan yang bersumber dari karbohidrat. 

2. Saat makan sahur, ambilah porsi kecil. Konsumsilah sambil duduk, dengan keadaan santai dan tidak terburu-buru.  

3. Setelah makan sahur, jangan langsung berbaring dan lakukanlah aktivitas ringan. Jika pun ingin berbaring, lakukan tiga jam setelah makan sahur.  

 

Tips berbuka:

1. Berbukalah dengan minuman yang bersuhu ruang atau hangat. Tidak disarankan mengonsumsi minuman dingin atau minuman es karena akan merangsang asam lambung. 

2. Sebagai makanan pembuka (takjil), dapat memilih camilan dari karbohidrat yang mudah cerna seperti lontong isi, roti bakar, krekers, kurma, puding tepung, dan kentang rebus. Makanlah secara perlahan dalam posisi duduk. Setelah itu, beristirahat sejenak sebelum makan malam.  

3. Makan malam dapat dilakukan setelah Shalat Magrib dengan porsi kecil dan komposisinya menyerupai makan sahur.

4. Setelah makan malam, tidak dibenarkan untuk langsung berbaring.

(Suara.com/Dinda Rachmawati)

BACA SELANJUTNYA

Mie Instan Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sahur, Ini Lho Alasannya