Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Apakah kamu sering menjadi tempat curhat temanmu? Ternyata kebiasaan mendengarkan curhatan seseorang bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Sebagian besar orang senang mencurahkan isi hati dan kegalauannya pada orang terdekat agar lebih tenang. Tetapi, nyatanya tidak semua orang memiliki kondisi psikologis cukup baik untuk mendengarkan curhatan.
Dr Dedy Susanto, doktor psikologi melalui instagram pribadinya memperingatkan semua orang yang sering menjadi tempat curhat untuk lebih mengurangi kebiasaan tersebut dan menyadari kondisi diri sendiri.
"Buat kamu yang sering terima curhat. Hati-hati ya, niat kamu baik namun ada transfer of energy. Mereka lega namun tanpa sadar kamu menampung semuanya," tulis Dr Dedy Susanto di unggahan Instagramnya.
Baca Juga
Ia pun menyebutkan sinyal-sinyal seseorang harus mulai menghentikan kebiasaan buruknya mendengarkan curhatan jika sudah mengalami gejala-gejala tertentu, seperti migrain, susah tidur hingga sensitif berlebihan.
"Cek indikatornya, bila tidur tidak nyenyak, migrain, maag, sensitif dan kepala atau dada terasa penuh. Jangan lanjutkan jadi penerima curhat. Karena, tidak semua orang ditakdirkan untuk ini. Jangan memaksakan diri nanti rembetannya ke keluargamu, bakal sensi nggak jelas ke keluargamu."
Bahkan Dr Dedy Susanto pun menyarankan untuk seseorang mengajak temannya yang sering menjadi teman curhat berjalan-jalan agar lebih rileks.
Melansir dari inc.com, Trevor Blake juga menyatakan terlalu sering mendengar keluhan seseorang bisa memberikan pengaruh buruk pada otak.
Otak bekerja sama kerasnya dengan otot dan lebih dari yang kita ketahui. Jika membiarkan pikiran terus mendengarkan keluhan orang lain, terlebih keluhan negatif justru membuat diri kita cenderung berperilaku seperti itu.
Pada kondisi yang lebih buruk lagi, terlalu sering mendengarkan curhatan negatif juga membuat kita menjadi bodoh.
Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan curhatan dan keluhan selama 30 menit atau lebih itu telah mengupas neuron di hippocampus otak. Padahal itulah bagian otak yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
-
4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
-
Cegah Osteoporosis Jangan Cuma Minum Susu, Konsumsi Juga Makanan Ini
-
Tak Cuma Lezat, Kacang Mete Juga Punya 5 Manfaat untuk Kesehatan
-
7 Efek Begadang bagi Kesehatan, dari Obesitas hingga Menurunkan Konsentrasi
-
6 Makanan yang Baik untuk Otak, Berikut Rekomendasinya
-
Selain Menambah Energi, Ini Efek Makan Nasi Putih yang Perlu Anda Tahu
-
Selain Menambah Energi, Ini Efek Makan Nasi Putih yang Perlu Anda Tahu
-
5 Cara Menjaga Kesehatan Mata Sejak Dini, Biar Terhindar dari Penyakit di Hari Tua!
-
Ingin Punya Kesehatan Mental yang Bagus? Hiatus dari Media Sosial selama Seminggu Saja!