Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Tingginya angka kematian petugas Pemilu 2019 yang mencapai 440 jiwa cukup menyita perhatian. Salah satu korbannya seorang perempuan hamil yang mengalami keguguran akibat tekanan besar.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Abdul Gaffar Karim, Koordinator Kajian Pemilu FISPOL UGM saat konferensi pers 'FISIPOL UGM Inisiasi Riset tentang Kejadian Sakit dan Meninggalnya Petugas Pemilu 2019' di Digilib Cafe FISIPOL UGM, Kamis (9/5/2019).
Pihaknya yang akan membentuk tim riset untuk kasus tersebut menyatakan penyebab keguguran petugas Pemilu 2019 yang hamil karena tekanan besar selama bekerja.
"Kejadian yang luput diketahui oleh publik bukan hanya sakit dan meninggal. Kami memperoleh 2 informasi bahwa ada perempuan hamil yang sedang bertugas mengalami keguguran karena tekanan yang luar biasa," ujarnya.
Baca Juga
Sebuah tim ilmuwan dari Tufts University dilansir dari fairygodboss.com pernah melakukan penelitian tentang kaitannya risiko keguguran dengan tekanan berlebih atau stres.
Secara medis dikenal sebagai aborsi spontan. Ketika otak stres akan melepaskan hormon stres yang dikenal sebagai hormon pelepas kortikotropin (CRH). Hormon stres ini juga diproduksi di plasenta dan rahim wanita hamil untuk memicu kontraksi.
Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia ini dapat diproduksi tubuh secara khusus menargetkan sel mast yang berlimpah di rahim. Kondisi itulah yang bisa memicu bahan kimia penyebab keguguran.
Sayangnya, belum ada banyak penelitian tentang hubungan antara stres dan keguguran dan risiko keguguran pada wanita dengan tingkat stres yang tinggi.
Namun, bagaimana wanita hamil merespons stres, di sisi lain, tentunya dapat memengaruhi kehamilan dan bahkan mengakibatkan keguguran.
Melansir dari hellosehat.com, stres pada ibu hamil ini juga meningkatkan risiko kelahiran prematur dan memengaruhi kesehatan anak setelah lahir.
Ahli ginekologi mengatakan bahwa bayi merupakan ‘cetakan’ dari gen dan DNA orang tuanya. Oleh karena itu stres yang dialami ibu, dapat menyebabkan ‘sindrom stres’ juga pada janin yang dikandungnya.
Ketika ibu hamil mengalami stres, maka berbagai fungsi fisiologis tubuhnya akan berubah, termasuk perubahan kadar hormon.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Gigi Berlubang Tak Boleh Disepelekan, Dokter Ingatkan Hal Ini
-
Duduk Lebih dari 8 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Sakit Jantung, Ayo Perbanyak Gerak
-
Pernah Lihat Orang Meninggal dalam Posisi Tidur? Ini Kata Dokter!
-
Angka Kematian Covid-19 Terendah di Dunia, Begini 5 Strategi Jepang Mengatasinya
-
Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?
-
Jangan Pernah Memencet Jerawat di Area 'Triangle of Death', Ini Dampaknya!
-
Ternyata Begini Proses Berhentinya Otak Ketika Seseorang Meninggal Dunia
-
Terpantau Angka Kematian Rendah, Pertanda Varian Omicron Jinak?
-
Kaitan Risiko Penyakit Jantung dan Lemak Jenuh Bergantung Sumber Makanannya
-
Obat Covid-19 Pfizer Ampuh Melawan Infeksi Virus Corona hingga 89%