Kamis, 25 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Minggu, 10 Februari 2019 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pengguna atau calon pengguna antidepresan, nampaknya harus waspada dengan beberapa risiko. Itu karena selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs), salah satu kelas obat yang paling banyak diresepkan untuk mengobati depresi, telah terbukti membawa risiko peningkatan perdarahan internal yang meningkat secara signifikan.

Nama dagang obat dalam kelas SSRI termasuk di antaranya adalah Prozac, Celexa, Paxil dan Zoloft. Dilansir dari Healthline, menurut tinjauan penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of American Osteopathic Association pada bulan ini, pasien yang memakai antidepresan ini 40 persen lebih mungkin mengalami pendarahan gastrointestinal yang parah.

Risiko tersebut meningkat ketika aturan penggunaan SSRI dikombinasikan dengan penghilang rasa sakit yang dijual bebas.

Wei Cheng Yuet, PharmD, asisten profesor farmakoterapi di University of North Texas dan penulis utama penelitian, mengatakan kepada Healthline bahwa pasien harus mengetahui informasi ini, dan menimbang risiko dan manfaat sebelum mengambil SSRI.

"Di klinik kedokteran keluarga saya, sebagian besar pasien menyadari efek samping SSRI yang umum, tetapi bukan efek samping yang parah seperti peningkatan risiko perdarahan, yang membawa peringatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA)," katanya.

"Saya ingin tahu apakah obat tertentu dalam kelas SSRI memiliki kemungkinan efek samping yang lebih tinggi, sehingga saya dapat menasihati pasien saya dengan benar."

Di lain sisi, SSRI adalah kelas obat yang menarik dan merupakan salah satu obat yang paling sering diresepkan untuk mengobati depresi, tetapi bagaimana cara kerjanya belum bisa dipahami.

Diyakini bahwa obat tersebut membatasi reabsorpsi (pengambilan kembali) serotonin ke dalam sel, yang meningkatkan kadar serotonin.

Ilustrasi obat. (pixabay/Vacho)

Tingkat serotonin yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan rasa kesejahteraan yang lebih tinggi, sehingga tidak heran bahwa obat ini sering digunakan untuk memerangi depresi.

Kegunaan lain untuk obat-obatan yang relatif murah ini termasuk mengobati gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pasca-trauma, dan gangguan seksual tertentu.

Namun, daftar efek samping yang terkait dengan SSRI cukup kuat untuk membuat calon pasien berpikir dua kali menggunakannya.

Salah satu efek samping yang lebih umum dari SSRI sekaligus alasan utama banyak pasien menghentikan penggunaannya adalah disfungsi seksual pada pria dan wanita.

Pada akhirnya, ada beberapa cara SSRI mempengaruhi perdarahan. Ketika dikombinasikan dengan antikoagulan atau obat antiplatelet (seperti aspirin), ada peningkatan risiko perdarahan gastrointestinal (GI).

Yuet mengatakan dokter dan apoteker umumnya sangat menyadari risiko ini, bahkan jika banyak pasien cenderung melihat SSRI sebagai obat yang tidak berbahaya.

"Ada beberapa obat bebas yang diketahui meningkatkan risiko perdarahan, yang berpotensi berbahaya ketika diberikan SSRI," jelasnya.

"Contohnya termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), aspirin, dan minyak ikan. Obat-obatan resep seperti warfarin (Coumadin) dan clopidogrel (Plavix) juga akan meningkatkan risiko perdarahan."

Meski demikian, ulasan ini tidak menunjukkan bahwa SSRI mematikan, atau bahwa pasien yang memakai antidepresan harus segera menghentikan penggunaannya.

Namun, hal ini menekankan pentingnya pendidikan. Yuet mengatakan bahwa para profesional kesehatan umumnya menyadari risiko perdarahan, tetapi pasien sering kali tidak.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi dokter untuk membantu mengisi kesenjangan pengetahuan ini dengan pasien mereka.

Dalam siaran pers, Yuet menekankan pentingnya dokter mendidik pasien mereka tentang masalah yang harus diwaspadai, terutama jika mereka menggunakan SSRI dengan obat lain.

BACA SELANJUTNYA

Ketahui Penyebab Darah Sukar Membeku