Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pernahkah kamu berpikir mungkinkah seseorang alergi terhadap gula? Ya, kejadian ini bisa terjadi pada siapa saja yang mengonsumsi banyak gula dalam beberapa kasus.
Menurut Amanda L. Dale, seorang pelatih dan ahli gizi, kebanyakan orang sensitif terhadap gula sederhana karena adanya lonjakan gula dalam darah yang begitu cepat.
Inilah sebabnya mengapa gula dari buah, yang juga mengandung serat, tidak menyebabkan lonjakan yang cepat, seperti dikutip dari medicaldaily.
Namun, beberapa individu mungkin mengalami intoleransi gula. Lantas apa perbedaan antara intoleransi dan alergi gula?
Baca Juga
Alergi biasanya ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang mengira makanan tertentu sebagai zat berbahaya.
Pada umumnya gejala fisik dari alergi gula meliputi kram, diare, ruam, mulut gatal, menurut Lisa Moskovitz, ahli gizi bersertifikat.
Jika kamu mengalami masalah pernapasan dan tenggorokan terasa kencang, segera cari bantuan medis karena ini mungkin merupakan tanda dari anafilaksis. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaksadaran.
Sementara itu, reaksi yang disebabkan oleh intoleransi makanan, di sisi lain tidak mengancam jiwa dan jauh lebih ringan.
Tanda-tandanya meliputi mual, kembung, jerawat. Namun yang harus diingat, alergi gula sangat jarang terjadi, sebaliknya apa yang dialami hampir kebanyakan orang adalah intoleransi gula.
"Intoleransi laktosa juga merupakan jenis intoleransi gula," kata Brooke Alpert, ahli diet terdaftar dan pendiri praktik nutrisi Kota New York B Nutritious.
"Itu berasal dari kekurangan enzim laktase, yang memecah gula laktosa dalam susu dan produk susu saat kamu mengonsumsinya."
Jika kamu curiga bahwa reaksi setelah mengonsumsi camilan manis dapat menunjukkan intoleransi, sebaiknya kamu menemui ahli alergi atau imunologi.
Mereka akan melakukan tes untuk menentukan apakah gula adalah masalah atau apakah kamu memiliki masalah kesehatan lain yang mendasarinya.
"Orang-orang dengan kelainan usus seperti penyakit Crohn dan kolitis berisiko terhadap reaksi negatif terhadap gula tertentu, misalnya dalam bentuk malabsorpsi fruktosa," tambah Alpert.
Ingatlah bahwa setiap orang harus mematuhi pedoman diet dan membatasi asupan gula harian dengan tepat.
Jika kamu kelebihan berat badan atau obesitas, pertimbangkan untuk menghindari gula sebanyak mungkin.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Daftar Sayuran yang Baik untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil, Terong Termasuk?
-
Makan Sayuran Ini Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Bagus untuk Penderita Diabetes
-
Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
-
Rekomendasi Sayuran untuk Gula Darah Tetap Stabil, Apa Saja?
-
Sereal Ternyata Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi, Kok Bisa?
-
Whey Protein Dapat Mengontrol Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Tipe 2
-
Jangan Abaikan Nyeri Tubuh Ini, Bisa Jadi Gejala Kadar Gula Darah Tinggi!
-
Jangan Abaikan Lingkaran Hitam di Bawah Mata, Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi!
-
Jelang Lebaran, Ini 5 Tips Sehat Rayakan Idul Fitri Bagi Penderita Diabetes!
-
5 Minuman Bikin Gula Darah Naik saat Lebaran, Batasi Konsumsinya Ya!