Selasa, 30 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Yuliana Sere : Minggu, 02 Desember 2018 | 14:25 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kesehatan gigi dan mulut seringkali bukan menjadi prioritas bagi remaja di Indonesia. Nyatanya, kesehatan gigi dan mulut dapat memengaruhi kualitas hidup, baik kesehatan umum maupun kehidupan sosial.

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, proporsi masalah gigi dan mulut di Indonesia diketahui masih tergolong besar dan perlu menjadi perhatian dengan tingkat persentase sebesar 57.6%.

Adapun data ini diikuti oleh peningkatan presentase prevalensi gigi tetap berlubang terus mengalami peningkatan dilihat dari RISKESDAS tahun 2007 sebesar 43.4% dan 2013 sebesar 53.2%.

Minimnya kepedulian masyarakat mengenai kesehatan mulut dan gigi membuat Young Living mengadakan sebuah edukasi.

Young Living Indonesia mengadakan kegiatan sosial edukasi kesehatan mulut dan pemeriksaan gigi kepada siswa SMPN 73 Tebet di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Young Living Indonesia: Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi (Dok.Young Living Indonesia)

Kegiatan ini berupaya mewujudkan komitmen perusahaan untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan gigi pada usia remaja.

Data RISKESDAS 2018 juga menyebutkan 93% anak usia dini mengalami gigi berlubang ataupun permasalahan karies gigi. Menurut drg. Fanny Anduari yang hadir sebagai salah satu fasilitator hari itu, kesehatan mulut dan gigi bisa terbawa dari kebiasaan sejak kecil. 

''Kebiasaan menyikat gigi tidak teratur sejak kecil dapat memberi dampak berlanjut,'' ungkap Fanny.

Walau sepele, kebiasaan tidak menyikat gigi secara teratur sejak kecil dapat terbawa hingga dewasa dan memberi dampak bagi kesehatan gigi tetap.

''Saat usia dini, gigi susu berlubang masih ada kesempatan digantikan oleh kehadiran gigi tetap, sedangkan ketika remaja hampir semua gigi telah berganti menjadi gigi tetap dan ketika sudah berlubang hingga dewasa tidak dapat lagi digantikan oleh gigi alami,'' ujar dia.

BACA SELANJUTNYA

drg. Fanny Anduari: Masih Banyak yang Salah Sikat Gigi