Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications telah mengidentifikasi area otak yang mengontrol ekspresi dan penghambatan rasa takut.
Temuan penelitian ini memiliki implikasi penting untuk pengobatan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Stephen Maren, Profesor Distinguished University bidang ilmu psikologi dan otak di Texas A & M University di College Station, memimpin tim peneliti yang menemukan area baru di talamus otak yang mengendalikan respons kita terhadap rasa takut.
Prof Maren dan rekan-rekannya menggunakan pencitraan ekspresi c-Fos untuk melacak aktivitas neuronal tikus.
Baca Juga
Mereka mulai dengan memasangkan lima nada yang dapat didengar dengan kejutan listrik ringan yang mereka kirimkan ke kaki tikus. Ini memicu ketakutan hewan pengerat dan menciptakan respons Pavlovian.
''Jadi penelitian kami mengidentifikasi proyeksi khusus ini dari korteks prefrontal ke reunien inti di talamus, mengarahkan kita ke bagian otak yang penting untuk fungsi penghambatan rasa takut, yang bisa menjadi jalan untuk obat baru, terapi dan intervensi untuk gangguan kejiwaan,'' ungkap Maren.
Meskipun penelitian ini dilakukan pada hewan pengerat, temuan ini membantu menerangi respon otak manusia terhadap ketakutan, serta strategi klinis baru yang potensial untuk mengobati PTSD.
Penelitian ini berkaca dari 3,6 persen populasi orang dewasa di Amerika Serikat yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) pada tahun lalu.
Perawatan saat ini untuk PTSD termasuk obat dan berbagai bentuk terapi, termasuk terapi pemaparan dan terapi berbicara. Namun, sebagian besar obat PTSD menargetkan semua neuron di otak, sementara terapi perilaku tidak sepenuhnya mencegah kekambuhan.
Penelitian baru, bagaimana pun, dapat membawa para ilmuwan lebih dekat untuk mengembangkan terapi PTSD yang lebih bertarget, efektif, dan tahan lama.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Angelina Jolie Lebih Mudah Perankan "Thena" Karena Punya Riwayat PTSD
-
Bakteri Dalam Usus Memengaruhi Rasa Takut Bayi Terhadap Ancaman, Kok Bisa?
-
Keguguran Memicu PTSD dan Kecemasan, seperti Selamat dari Serangan Terosis
-
Studi: PTSD Tingkatkan Risiko Demensia hingga 2 Kali Lipat
-
Tidak Semua Orang Mengalaminya, Berikut Mitos PTSD yang Masih Dipercaya
-
Tak Hanya Korban, Pelaku Cyberbullying Juga Bisa Alami Gangguan PTSD
-
Mimpi Buruk selama Wabah Virus Corona Covid-19, Normalkah Menurut Ahli?
-
Hadapi Krisis di Garis Depan, Tim Medis Disebut Butuh Perawatan PTSD
-
Mimpi Buruk Bisa Menjadi Tanda Anda Mengalami Kondisi Ini
-
Penting, Lakukan 4 Langkah Ini pada Hari Pertama Diare