Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Di sisi lain, beberapa negara gencar melakukan tindakan pencegahan bunuh diri. Berbeda halnya di Swiss.
Negara kecil yang berada di kawasan Benua Eropa ini malah membantu orang yang ingin melakukan tindakan bunuh diri. Tindakan ini dikenal dengan sebutan bunuh diri berbantuan.
Dignitas namanya, sebuah organisasi yang berada di Zurich, Swiss, yang menawarkan bantuan pada orang yang ingin melakukan bunuh diri. Tidak sembarangan, orang yang ingin bunuh diri harus punya alasan kuat.
Sebelumnya, penyewa jasa harus membayar sejumlah uang supaya terdaftar menjadi anggota Dignitas. Jika sudah siap untuk mati, anggota harus mengirim salinan catatan medis dari dokter serta pernyataan atau surat yang menjelaskan mengapa penyakit yang diderita sudah tidak bisa ditoleransi lagi serta membayar biaya yang diperlukan.
Baca Juga
Sebagai contoh kasus dalam hal bunuh diri berbantuan ini dialami oleh Craig Ewert yang saat memutuskan untuk meninggal bunuh diri berbantuan dalam usia 59 tahun.
Saat itu Craig menderita ALS (amyotrophic lateral sclerosis) dan biasanya penderita penyakit ini hanya bisa bertahan hidup dua hingga lima tahun. Sekadar informasi penyakit ALS menyebabkan sistem saraf dan sel-sel neuron di dalam otak serta sumsum tulang mati secara perlahan.
Ironisnya, penyakit Craig berkembang begitu cepat, kondisinya semakin memburuk, dan ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Craig mengakhiri hidupnya dengan menenggak minuman yang telah dicampur bahan mematikan. Kematiannya direkam untuk dijadikan bukti pada kepolisian bahwa ia meninggal secara sukarela. Begitulah kisah singkatnya.
Pada dasarnya, setiap orang memang berhak atas hidupnya. Mau diapakan dan berjalan seperti apa.
Di sisi lain kita juga patut bersyukur diberikan umur panjang atau bahkan pendek karena vonis sebuah penyakit.
Tapi, jika memang tindakan bunuh diri berbantuan menjadi pilihan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, kita yang melihat juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Studi: Remaja dari Ibu Depresi Berisiko Punya Pikirian Bunuh Diri
-
Justin Bieber Mengaku Sempat Mau Bunuh Diri, Mengapa Pria Lebih Rentan?
-
Sejak SFH, Banyak Anak di China Alami Depresi dan Berupaya Bunuh Diri
-
Jangan Takut, Ini yang Harus Dilakukan saat Dicurhati Masalah Bunuh Diri
-
Lagi, Dokter yang Merawat Pasien Covid-19 Bunuh Diri akibat Tertekan
-
Bullying dan Efeknya pada Korban, dari Depresi hingga Ingin Bunuh Diri
-
Kenaikan Gaji Bisa Cegah Depresi dan Bunuh Diri, Ini Hubungannya
-
Kaleidoskop Kesehatan 2019: 3 Artis Akui Derita Gangguan Kesehatan Mental
-
Kasus Bunuh Diri Sering Terjadi pada Pria daripada Wanita, Mengapa?
-
dr Fidiansyah Ajak Masyarakat untuk Budayakan Curhat, Mengapa?