Rabu, 01 Mei 2024
Rendy Adrikni Sadikin | Yuliana Sere : Rabu, 19 September 2018 | 15:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Wahana bermain roller coaster ternyata bukan hanya bisa memberikan rasa senang, tapi juga manfaat kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh tim peneliti dari Michigan State University, Amerika Serikat.

Studi yang telah diterbitkan di Journal of American Osteopathic Association pada Juni 2017 ini mengatakan keberhasilan menghilangkan batu ginjal dengan naik roller coaster mencapai 70 persen.

David Wartinger, selaku profesor di Department of Osteopathic Surgical Specialties mengungkapkan pasiennya yang telah membuktikannya sendiri. Salah seorang pasiennya mengatakan, tiga batu ginjalnya hilang setelah beberapa kali menikmati wahana bermain tersebut.

David Wartinger pun melakukan penelitian dengan menggunakan replika ginjal disertai dengan tiga batu ginjal masing-masing berukuran 4 milimeter.

Menurutnya, sebesar 64 persen kemungkinan batu ginjal akan hilang jika seseorang menempati posisi bagian belakang saat duduk di roller coaster. Di sisi lain, posisi bagian depan hanya akan menghilangkan batu ginjal sebesar 16 persen.

Roller coaster. (unsplash)

Bukan hanya David, Mark Mitchell dari Michigan State University juga melakukan penelitian ini. Menurutnya, roller coaster dengan kecepatan paling tinggi lebih besar kemungkinannya menghilangkan batu ginjal.

David Wartinger (kiri). (metro.co.uk)

David kembali menjelaskan, salah satu cara menghilangkan batu ginjal adalah dengan menggunakan lithotripsy.

Namun, sistem ini hanya menghilangkan batu ginjal dengan ukuran lebih besar dari 5 milimeter. Apabila batu ginjal tak hancur, kemungkinan batu ginjal lain akan terbentuk.

Jika kamu, keluarga atau kerabat menderita batu ginjal, cobalah untuk naik roller coaster. Ini bisa menjadi salah satu alternatif karena biaya pengobatan batu ginjal saat ini yang tidak tergolong murah.

BACA SELANJUTNYA

Cek Sekarang, Ini 5 Tanda Penyakit yang Sering Salah Diagnosis