Senin, 06 Mei 2024
Rauhanda Riyantama : Rabu, 15 Agustus 2018 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sementara itu, penelitian terbaru dalam Cancer Prevention Research menyebutkan durasi tidur juga memengaruhi risiko terkena kanker paru. Studi ini dibuktikan dengan hasil survei pada lebih dari 42 ribu petani di China tentang kebiasaan tidur mereka selama periode waktu berbeda.

"Kami menemukan pria yang tidur kurang dari 7 jam dari usia 41-50 tahun, 39 persen di antaranya lebih mungkin meninggal karena kanker paru dibanding mereka yang mendapat waktu tidur 8 jam sehari. Sementara, pria yang tidur lebih dari 10 jam sehari selama tahun-tahun tersebut dua kali lebih mungkin meninggal karena kanker paru," kata salah satu peneliti, dikutip dari Men's Health.

Pada prinsipnya, kurang tidur atau terlalu lama tidur disebutkan bisa meningkatkan risiko kematian akibat kanker paru. Hubungan ini dikatakan paling terlihat saat melihat kebiasaan tidur pria di pertengahan usia lanjut.

Dalam studi ini, peneliti juga mempertimbangkan hal lain yang bisa meningkatkan risiko kanker paru. Misalnya, riwayat merokok yang sebagian besar responden adalah perokok dan berapa lama mereka merokok. "Setelah disesuaikan, hubungan antara durasi tidur dengan kematian akibat kanker paru tetap ada," ujar peneliti.

Kurang tidur atau terlalu lama tidur bisa menyebabkan kacaunya kadar hormon dalam tubuh yang menyebabkan terganggunya imunitas serta sistem metabolisme tubuh. Peneliti mengatakan hormon tidur melatonin terbukti memiliki sifat yang dapat menghalangi pembelahan sel yang bisa jadi faktor pendorong berkembangnya sel kanker.

Meski demikian, peneliti menegaskan bahwa kajian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan durasi tidur dengan risiko kanker paru. Terutama yang dikaitkan dengan populasi di daerah tertentu.

BACA SELANJUTNYA

Tak Pernah Merokok, Pasangan Suami Istri Ini Idap Kanker Paru-paru Stadium 4!