Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Apa perasaanmu hari ini? Apakah kamu sedang bad mood? Kamu pasti berharap tidak karena justru akan menjadi lebih baik jika perasaan hari ini diliputi rasa gembira, bukan?
Namun, siapa sangka ada penelitian baru tentang bad mood yang malah bisa bikin kamu makin tambah fokus. Kok bisa ya?
Ya, feeling bad mood benar-benar dapat membantu beberapa orang untuk fokus. Bukan hanya itu, mereka akan lebih bisa mengatur waktu dan memprioritaskan tugas.
Bahkan, para peneliti menemukan suasana hati yang baik dapat menghambat ketepatan waktu dan keterampilan organisasi. Namun, ini hanya berlaku untuk mereka yang ekstrovert. Di sisi lain, mereka yang introvert akan terhenti dari pekerjaannya jika mereka merasa bad mood.
Baca Juga
Penelitian yang dilakukan oleh Tara McAuley, seorang profesor psikologi di University of Waterloo, dan Martyn S. Gabel, kandidat PhD, meneliti 95 orang yang mengatasi tuntutan dan tekanan setiap hari, tergantung pada suasana hati mereka.
Dilansir dailymail, peneliti berfokus pada kepekaan, intensitas dan durasi tanggapan emosional yang terkait dengan suasana hati. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, kategori yang reaktif tinggi dan rendah.
Mereka yang reaktif tinggi (ekstrovert) adalah mereka yang memiliki respons emosional yang cepat, intens dan bertahan lama sedangkan orang yang reaktif rendah (introvert) adalah mereka yang lebih santai.
Hasilnya ditemukan bahwa ekstrovert melakukan tugas lebih baik ketika berada dalam suasana hati yang buruk.
"Beberapa orang memiliki suasana hati yang buruk yang sebenarnya dapat mengasah keterampilan berpikir yang penting untuk kehidupan sehari-hari,"ungkap McAuley.
Ia juga mengungkapkan jika reaksi emosional tiap orang berbeda dan perbedaan ini memiliki implikasi kesehatan mental di kemudian hari.
Namun ia memperingatkan bahwa jangan pernah menganggap sepele pada seseorang yang bereaksi berlebihan atau bersungut-sungut. Penelitian lebih lanjut memang dibutuhkan untuk ini, tapi beberapa penelitian menunjukkan orang yang reaktif tinggi lebih terbiasa mengalami emosi negatif.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Tak Cuma Refleks Normal, Berkedip Ternyata Bisa Bikin Otak Lebih Fokus
-
Introvert Lebih Menyukai Masa Isolasi Dibanding Ekstrovert, Benarkah?
-
Ambivert Dinilai Lebih Bisa Memimpin Dibanding Ekstrovert atau Intovert
-
Studi: Keseringan Pakai Gawai Layar Sentuh Ganggu Kemampuan Fokus Balita
-
Kepribadian Setiap Orang Bisa Berubah, Meski Butuh Waktu Cukup Lama
-
Mandi Air Dingin di Pagi Hari Bikin Lebih Produktif!
-
Penjelasan Introvert dan Ekstrovert secara Ilmiah, Anda yang Mana?
-
Jangan Percaya, 5 Mitos Soal Kepribadian Introvert dan Ekstrovert
-
Indira Kalistha Mengaku Introvert, Psikiater Andri Paparkan Ciri-cirinya!
-
Selain Secangkir Kopi, Ini Cara Jitu untuk Tingkatkan Fokus dan Kewaspadaan