Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Tindakan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, meminta seorang tuli untuk berbicara di depan publik dalam acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional menuai kritikan.
Sikap Tri Rismaharini ini dinilai memaksa seorang anak tuli untuk berbicara di depan publik. Seorang perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan tunarungu Indonesia (Gekartin), Stefanus yang juga tuli pun mengkritik Risma.
"Saya ingin menyampaikan bahwasanya bahasa isyarat itu penting bagi kami, bahasa isyarat itu adalah seperti mata bagi kami, mungkin seperti alat bantu dengar. Kalau alat bantu dengar itu bisa mendengarkan suara, tapi kalau suaranya tidak jelas itu tidak akan bisa terdengar juga," kata Stefanus.
Menurut Tri Rismaharini, sebenarnya seorang tuli tidak harus bisu atau tidak bisa berbicara di depan publik.
Baca Juga
"Stefan, ibu tidak mengurangi bahasa isyarat, tapi kamu tahu Tuhan itu memberikan mulut, memberikan telinga, memberikan mata kepada kita. Yang ingin ibu ajarkan kepada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisa, sebetulnya tidak mesti bisu," ujar Risma.
Umumnya dilansir dari Hellosehat, seorang tuli memang mengalami kesulitan berbicara. Karena, indera pendengaran yang tidak berfungsi akan lebih sulit untuk mengajarkan mereka berbicara dengan baik.
Mereka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami kata-kata, makna dan penggunaannya untuk sebuah kalimat.
Anak tuli cenderung menggunakan kalimat yang pendek dan lebih sederhana untuk berkomunikasi. Hal ini pun tidak menandakan bahwa ia bisu.
Meski begitu, anak tuli tetap harus dilatih untuk berkomunikasi. Tanpa penanganan yang tepat, gangguan pendengaran ini akan berpengaruh pada kehidupannya kelak, baik dalam kehidupan sekolah maupun sosial.
Karena itu, anak tuli membutuhkan pengasuh yang juga bekerja sama dengan ahli patologi. Mereka akan membantu anak tuli terapi wicara yang tepat untuk anak.
Ahli biasanya akan mengajak anak bermain dalam proses terapi untuk membantu anak mengalami kemanjuan dalam terapi. Tapi, anak yang mengalami tuli parah tidak akan bisa berbicara atau bisu.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Mensos Risma Paksa Anak Tuli Berbicara, Benarkah Anak Tuli Pasti Bisu?
-
Pria Ini Mendadak Tuli Permanen akibat Terinfeksi Virus Corona Covid-19
-
Terinfeksi Virus Corona, Salah Satu Telinga Wanita Ini Tuli Mendadak
-
Begadang Menonton Drama Pakai Earphone, Telinga Wanita Ini Tuli Mendadak
-
Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Diveable Ajarkan Tuli Menyelam
-
Hari Disabilitas Internasional, Ini Reaksi Para Tuli Pertama Kali Menyelam
-
Video: Mengharukan, Ini Respons Orang-orang Saat Bisa Dengar Pertama Kali
-
Alami Tuli Sementara Saat Naik Pesawat? Ini Kata Dokter
-
Lima Penyakit yang Dapat Sebabkan Tuli