Senin, 06 Mei 2024
Shevinna Putti Anggraeni : Jum'at, 03 Desember 2021 | 14:38 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Tindakan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, meminta seorang tuli untuk berbicara di depan publik dalam acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional menuai kritikan.

Sikap Tri Rismaharini ini dinilai memaksa seorang anak tuli untuk berbicara di depan publik. Seorang perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan tunarungu Indonesia (Gekartin), Stefanus yang juga tuli pun mengkritik Risma.

"Saya ingin menyampaikan bahwasanya bahasa isyarat itu penting bagi kami, bahasa isyarat itu adalah seperti mata bagi kami, mungkin seperti alat bantu dengar. Kalau alat bantu dengar itu bisa mendengarkan suara, tapi kalau suaranya tidak jelas itu tidak akan bisa terdengar juga," kata Stefanus.

Menurut Tri Rismaharini, sebenarnya seorang tuli tidak harus bisu atau tidak bisa berbicara di depan publik.

"Stefan, ibu tidak mengurangi bahasa isyarat, tapi kamu tahu Tuhan itu memberikan mulut, memberikan telinga, memberikan mata kepada kita. Yang ingin ibu ajarkan kepada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisa, sebetulnya tidak mesti bisu," ujar Risma.

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini. (Restu Fadilah/Suara.com)

Umumnya dilansir dari Hellosehat, seorang tuli memang mengalami kesulitan berbicara. Karena, indera pendengaran yang tidak berfungsi akan lebih sulit untuk mengajarkan mereka berbicara dengan baik.

Mereka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami kata-kata, makna dan penggunaannya untuk sebuah kalimat.

Anak tuli cenderung menggunakan kalimat yang pendek dan lebih sederhana untuk berkomunikasi. Hal ini pun tidak menandakan bahwa ia bisu.

Meski begitu, anak tuli tetap harus dilatih untuk berkomunikasi. Tanpa penanganan yang tepat, gangguan pendengaran ini akan berpengaruh pada kehidupannya kelak, baik dalam kehidupan sekolah maupun sosial.

Karena itu, anak tuli membutuhkan pengasuh yang juga bekerja sama dengan ahli patologi. Mereka akan membantu anak tuli terapi wicara yang tepat untuk anak.

Ahli biasanya akan mengajak anak bermain dalam proses terapi untuk membantu anak mengalami kemanjuan dalam terapi. Tapi, anak yang mengalami tuli parah tidak akan bisa berbicara atau bisu.

BACA SELANJUTNYA

Mensos Risma Paksa Anak Tuli Berbicara, Benarkah Anak Tuli Pasti Bisu?