Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Anak-anak yang mengalami apnea tidur obstruktik yang tidak dirawat dengan baik hingga remaja lebih mungkin mengembangkan hipertensi. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang disusun oleh para peneliti dari Sleep Research and Treatment Center dari Penn State University College of Medicine di Hershey, Pennsylvania.
Tetapi anak-anak yang apnea tidurnya menghilang pada masa remaja tidak memiliki peningkatan risiko.
Melansir dari Medical Xpress, apnea tidur obstruktif dalah kondisi saat pernapasan terhenti saat tidur yang menyebabkan mendengkur. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal peer-review.
Studi baru ini mengamati 421 anak-anak, usia 5 hingga 12 tahun yang dimonitor semalaman di laboratorium tidur. Dari anak-anak tersebut, sekitar 12 persen memiliki setidaknya apnea tidur obstruktif ringan.
Baca Juga
-
Infeksi Jamur Kuning Lebih Bahaya, Ini Bedanya dengan Jamur Hitam dan Putih
-
Infeksi Jamur Hitam dan Jamur Putih: ini Gejala dan Penyebabnya!
-
Infeksi Jamur Kuning Lebih Berbahaya, Kenali Pemicu dan Pencegahannya!
-
Usai Heboh Jamur Hitam dan Jamur Putih, Kini Muncul Infeksi Jamur Kuning!
-
Yuk Banyak Jalan, Tambahan 1000 Langkah Kurangi 28 Persen Risiko Kematian
-
Kerusakan Otak: Dampak Buruk Jangka Panjang Minum Alkohol
Setelah lebih dari tujuh tahun masa tindak lanjut, ketika sebagian besar anak berusia antara 12 hingga 19 tahun, apnea tidur telah menghilang pada lebih dari setengah peserta.
Namun peneliti menemukan bahwa anak-anak yang apnea tidurnya berlanjut hingga masa remaja memiliki kemungkinan 2,9 kali lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi. Jika sleep apnea dimulai pada usia remaja, mereka 1,7 kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi.
"Karena tekanan darah tinggi dapat menyebabkan bahaya yang serius, perhatian terhadap kualitas tidur anak adalah penting dan diagnosis apnea tidak boleh diabaikan," kata Julio Fernandez-Mendoza, peneliti utama sekaligus profesor di Sleep Research and Treatment Center dari Penn State University College of Medicine di Hershey, Pennsylvania.
Meski begitu, tidak setiap anak yang mendengkur mengalami apnea tidur, tapi dengkuran keras adalah indikator yang paling umum masalah kesehatan ini," imbuhnya.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia
-
Hati-hati! Parasetamol Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Begini Penjelasannya
-
Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!
-
Menjaga Tekanan Darah Pasca Lebaran, Penderita Hipertensi Bisa Terapkan Hal Ini
-
Jangan Asal, Olahraga Ini Justru Berbahaya Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi!
-
Peneliti: Tekanan Darah Tinggi Tingkatkan Risiko Epilepsi 2 Kali Lipat
-
Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Cobalah 7 Cara Berikut
-
Mimisan Terus-menerus, Hati-hati Tanda Tekanan Darah Tinggi Parah!
-
Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Cobalah Berendam Air Panas 2-3 Kali Seminggu
-
Penelitian: Diabetes dan Hipertensi Picu Risiko Stroke Pasien Covid-19