Sabtu, 04 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Minggu, 20 September 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Penelitian dari Italia menunjukkan bahwa anak-anak cenderung tidak menjadi orang tanpa gejala atau OTG. Karenanya, peneliti meminta pertimbangan kembali gagasan anak-anak menjadi 'fasilitator' potensial dalam penyebaran Covid-19.

Para ilmuwan dari Milan menemukan hanya satu persen anak-anak yang dites positif tanpa gejala, dibandingkan 9 persen orang dewasa.

"Data ini menentang hipotesis bahwa anak-anak berisiko lebih tinggi dalam membawa SARS-CoV-2 tanpa gejala daripada orang dewasa," kata penulis studi, dilansir The Sun.

Memang, pada studi terpisah sebelumnya menunjukkan ada kekhawatiran anak-anak yang terinfeksi virus corona dapat menularkannya ke keluarga dan lingkungan sekolah saat sudah dibuka kembali.

Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)

Penelitian lainnya juga mengatakan bahwa anak-anak memiliki viral load atau jumlah virus yang lebih tinggi daripada orang dewasa.

Peneliti dari Milan ini menduga sekolah di seluruh dunia ditutup atas asumsi ini.

Sampel dari penelitian ini berasal dari pasien yang dirawat mulai satu Maret hingga 30 April di Milan, yang pada awal pandemi virus corona menjadi salah satu 'hotspot' penyebaran Covid-19 terbesar di Eropa.

Di sisi lain, dalam laporan dari China sebelumnya mengatakan bahwa anak-anak yang tidak menunjukkan gejala mungkin menjadi faktor pendorong 15 persen kasus virus corona.

BACA SELANJUTNYA

Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan