Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang bayi di Minnesota, Amerika Serikat meninggal dunia karena menderita batuk rejan. Kasus meninggalnya seorang bayi akibat batuk rejan ini pertama kalinya terjadi setelah 7 tahun lalu.
Pejabat kesehatan Minnesita lantas mengumumkan kasus ini terkait dengan bayi di negara bagian. Dalam rilis yang dilansir dari Fox News, para pejabat Departemen Kesehatan Minnesota mengatakan bayi itu didiagnosis menderita batuk rejan pada Agustus 2019 dan meninggal November 2019.
Sebelum meninggal dunia, bayi sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama 3 bulan. Kematian bayi akibat batuk rejan ini pun pertama kali terjadi sejak 2013 silam.
"Kami sangat sedih mendengar bahwa anak ini meninggal dunia. Batuk rejan terus menjadi perhatian di Minnesota dan kami akan melakukan segalanya untuk mencegah tragedi seperti ini di masa depan," ujar Kristen Ehresmann, direktur penyakit menular di Departemen Kesehatan Minnesota.
Baca Juga
Batuk rejan atau pertusis adala infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah sekali menular. Biasanya, penyakit ini menyebar melalui batuk atau bersih.
Orang yang menderita batuk rejan perlu waktu setidaknya 3 minggu sampai gejala itu muncul. Gejala stadium akhir mungkin termasuk batuk yang cepat diikuti oleh suara "teriakan" bernada tinggi, muntah dan kelelahan.
Penyakit ini bisa meyerang siapa pun tanpa memandang usia, tetapi efeknya memang lebih berbahaya pada bayi.
Karena itu, pejabat kesehatana Minnesota memeringatkan ibu hamil untuk melakukan vaksin tetanus, difteri dan aselular atau tdap selama trimester ketiga.
Kemudian tubuh ibu akan menciptakan antibodi untuk diberikan kepada bayinya yang belum lahir. Begitu pula, anak-anak usia 2 bulan juga harus mendapat vaksin difteri, tetanus, aselular dan vaksin tdap saat mereka berusia 11 hingga 12 tahun.
Dalam kasus ini, pejabatt belum mengetahui bayi yang meninggal akibat batuk rejan ini sudah mendapat keseluruhan vaksin atau belum.
Terkini
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
4 Buah yang Baik untuk MPASI Bayi, Pastinya Aman dan Bergizi
-
Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Geger Ibu Kasih Kopi Sachet ke Bayi, 5 Bahaya Mengerikan ini Mengintai
-
Geger Ibu Kasih Kopi Sachet ke Bayi, 5 Bahaya Mengerikan ini Mengintai
-
Ibu Hamil Ini Alami Gatal yang Tak Tertahankan, Ternyata Penyakit Cukup Berbahaya
-
Viral Bayi 6 Bulan Meninggal Usai Berpergian, Persiapkan 7 Hal Ini Saat Ajak Anak Naik Motor!
-
Bayi 6 Bulan Meninggal Usai Berpergian Naik Motor, Kapan Waktu Tepat Ajak Anak Motoran?
-
Viral Dokter RSUD Jombang Potong Kepala Bayi, Ini Risiko Distonia Bahu!