Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah penelitian menunjukkan, Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih dapat memengaruhi otak pengidap yang masih anak-anak. Bahkan meski mereka sudah mendapat perawatan sejak dini, seperti pengobatan antiretroviral atau ART.
Inilah alasan Michael Boivin, Profesor dan Kepala Penelitian Psikiatri di College of Osteopathic Medicine, Universitas Negeri Michigan, melakukan penelitian longitudinal dua tahun untuk mendapatkan gambaran jelas bagaimana HIV memengaruhi pertumbuhan neuropsikologis anak-anak.
Penelitian ini pun diterbitkan dalam Clinical Infectious Diseases. Penelitian ini didukung oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, bagian dari Institut Kesehatan Nasional AS.
Hasilnya peneliti menemukan, masih ada tantangan neuropsikologis utama pada anak yang memiliki HIV dalam menghadapi pengobatan dini dan perawatan klinis yang baik.
Baca Juga
"Anak-anak ini (penderita HIV) datang ke ruang berlajar dengan kekurangan dibandingkan dengan rekan mereka. Seperti itu hampir sama selama dua tahun, kecuali di satu bidang penting yaitu penalaran dan perencanaan. Pada tes khusus itu, anak yang hidup dengan HIV gagal berkembang dari waktu ke waktu," tutur Boivin, melansir The Health Site.
Dengan kata lain, dalam bidang perencanaan dan pemikiran selama penelitian, perbedaan antara anak-anak yang terinfeksi dengan yang tidak meningkat.
"Ini adalah fungsi kognitif yang paling penting untuk masa depan anak-anak yang hidup dengan HIV dalam hal kemungkinan mereka menghabiskan masa pengobatan, membuat keputusan, tidak melakukan perilaku berisiko seperti aktivitas seksual dini, masalah psikososial dan pencapaian terkait sekolah," lanjut Boivin.
Namun, perawatan medis dini dimai sejak usia 6 bulan mungkin belum cukup mengatasi berkurangnya kemampuan neurokognitif yang terkait HIV. Walaupun sebenarnya perawatan ini membuat pengidapnya tetap hidup dan lebih sehat.
Jadi, pada anak-anak ini, pengobatan harus dimulai lebih awal untuk meningkatkan hasil neurokognitif jangka panjang.
Tag
Terkini
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
-
Mengenal Virus Marburg: Gejala, Penyebab hingga Cara Penularan
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Mengenal 4 Jalur Penularan HIV, Penyakit yang Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung
-
Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung, Ini Mitos yang Masih Dipercaya Tentang HIV
-
Peneliti Temukan Inovasi Baru untuk Pengobatan Jangka Panjang Asma
-
Penelitian Temuan Virus Cacar Monyet Bisa Bertahan Hidup di Permukaan
-
Makanan dan Minuman Ini Sangat Bagus untuk Penderita Demam Berdarah, Apa Saja?
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut