Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang gadis balita berusia 2,5 tahun asal Skotlandia menjadi pasien termuda yang menjalani operasi stimulasi otak dalam (deep brain stimulation atau DBS).
Gadis kecil tersebut bernama Viktoria Kaftanikait. Operasi ini mengirimkan impuls listrik melalui otak untuk memperbaiki sinyal saraf yang tidak normal.
Melansir Daily Mail, dia didiagnosis menderita dystonia sesaat sebelum operasi. Suatu kondisi akan membuat tubuhnya menjadi kejang tak terkendali dan membuatnya menjerit kesakitan yang tak tertahankan.
Berdasarkan WebMD, dystonia merupakan kelainan gerakan di mana otot-otot seseorang berkontraksi tanpa terkendali. Kontraksi menyebabkan bagian tubuh yang terpengaruh memuntir tanpa sadar, menghasilkan gerakan berulang atau postur abnormal.
Baca Juga
-
Salmafina Sunan Ngaku Pernah Hampir Bunuh Diri, Kenali Tanda-tandanya!
-
Ketahui Dampak Polusi Udara pada Otak, Jangan Disepelekan!
-
Kamu Harus Tahu! Ini Alasan Sebenarnya Mengapa Makan Mi Instan Berbahaya
-
Tak Selalu buruk, Bergosip Ternyata Memberikan Manfaat bagi Kesehatan Lho!
-
Pemakaian Tisu Toilet Selama Ini Ternyata Salah, Berikut Cara yang benar
Kedua orang tua Viktoria, Patrycja Majewska dan Martinas Kaftanikaite mengatakan mereka merasa tidak berdaya untuk merawat putri mereka, yang berjuang untuk makan dan bernapas.
Dokter mengatakan, mereka mengoperasi Viktoria untuk menyelamatkan hidupnya karena dalam sejumlah kecil kasus, dystonia dapat berakibat fatal.
Setelah mejalani operasi selama empat jam di Rumah Sakit Evelina, London pada Mei 2019 lalu, akhirnya Viktoria berhasil pulih dan masih menjalani perawatan intensif di kota kelahirannya, Glasgow.
Menurut Dystonia Society, operasi DBS dapat menyebabkan pengurangan gejala hingga 80%. Sayangnya, satu dari lima pasien tidak mendapatkan banyak bantuan.
Idealnya, operasi DBS ini harus ditawarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Sebab efeknya akan semakin hilang seiring hidupnya pasien dengan dystonia.
Dr Jean-Pierre Lin, konsultan ahli saraf pediatrik yang mengoordinasikan perawatan Viktoria, mengatakan mereka mendiagnosis Viktoria setelah gadis kecil itu merasakan gejala dystonia.
Para dokter juga menemukan penyebab dari gangguan ini adalah adanya mutasi gen GNA01.
Gejala yang muncul adalah lengan, kaki, mata, dan mulut Viktoria terus bergerak, yang membuatnya kesulitan makan dan juga memengaruhi kemampuannya bernapas. Otot-ototnya akan mengalami kejang yang ekstrem, membuatnya menjerit kesakitan.
"Viktoria telah kehilangan kendali gerakan sepanjang waktu. Lengan dan kakinya tidak akan bergerak secara normal dan dia mendorong kepalanya ke bawah dan perutnya naik," tutur sang ibu.
"Kami memperhatikan bahwa sejak usia muda dia tidak bisa memegang apa pun di tangannya, seperti mainan, dan kesulitan mengangkat kepalanya karena itu jatuh dari sisi ke sisi," sambungnya.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Alami Pendarahan Berat saat Menstruasi, Steroid Mungkin Bisa Bantu
-
Sering Mengetik di Ponsel, Kanye West Harus Menyuntikkan Steroid ke Tangan
-
WHO Membolehkan Penggunaan Steroid pada Pasien Covid-19 Parah
-
Steroid Terbukti Turunkan Risiko Kematian akibat Covid-19
-
Kulitnya Beruntusan karena Alami Eksim, Wanita Ini Pilih Perawatan Alami
-
Ketergantungan dan Hentikan Pemakaian Krim Steroid, Kulit Wanita Ini Rusak
-
'Pada 29 November, Dokterku Mengatakan Aku Akan Meninggal 1 Desember'