Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang balita bernama bernama Arif Nur Hasan berusia 18 bulan meninggal dunia setelah berjuang akibat komplikasi luka bakar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono, Ponorogo, Jawa Timur pada Kamis (4/7/2019).
Arif merupakan balita yang mengalami komplikasi akibat luka bakar sebanyak 48%. Ia mendapat perawatan medis selama 36 hari setelah tercebur ke dalam air panas.
Sebelum meninggal, kondisi Arif pun tidak stabil. Padahal keluarga sudah setuju dengan keputusan dokter untuk merujuk Arif di Surabaya atau Solo.
"Kondisinya tidak stabil, kadang naik kadang turun,” ungkap Kabid Pelayanan Medik RSUD dr Harjono, dr Siti Nurfaidah saat ditemui Beritajatim.com, jaringan Suara.com pada Kamis (4/7/2019).
Baca Juga
-
Waspada, Mengoleskan Pasta Gigi pada Luka Bakar Bisa Sebabkan Peradangan
-
Heboh Anak Disiram Air Panas oleh Ibu Asuhnya, Ini 4 Tingkatan Luka Bakar!
-
Demi Rawat Kekasih yang Alami Luka Bakar, Pria Ini Keluar dari Pekerjaannya
-
Selamatkan Mainan Saudara Kembar, Bocah 2 Tahun Alami Luka Bakar Tingkat 3
-
Ngeri, Gadis Ini Alami Luka Bakar Setelah Lakukan Tato Henna
Selama ini Siti dan pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan luka bakar yang dialami Arif. Mulai dari operasi hingga pemberian antibiotik.
Berdasarkan catatan Siti, Arif sudah menjalani 6 kali operasi dan dokter sudah mengidentifikasi jenis kuman atau bakteri pada luka bakarnya.
Dari kejadian di atas, luka bakar memang dapat menyebabkan beberapa komplikasi, terlebih jika area yang terkena cukup luas.
Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita luka bakar, melansir Mayo Clinic.
- Infeksi bakteri, yang dapat menyebabkan infeksi aliran darah (sepsis)
- Kehilangan cairan, termasuk volume darah rendah (hipovolemia)
- Suhu tubuh sangat rendah (hipotermia)
- Masalah pernapasan akibat asupan udara panas atau asap
- Bekas luka atau daerah bergerigi disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jaringan parut (keloid)
- Masalah tulang dan persendian, seperti ketika jaringan parut menyebabkan pemendekan dan pengetatan kulit, otot atau tendon (kontraktur)
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Hati-hati, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Risiko Komplikasi Virus Corona!
-
Sebagian Besar Korban Erupsi Gunung Semeru Alami Luka Bakar
-
Ketahui Tanda Gagal Ginjal, Kondisi Idang Rasjidi Sebelum Meninggal Dunia
-
Idang Rasjidi Sempat Dipasang Kateter Jantung Sebelum Meninggal, untuk Apa?
-
Waspadai Gejalanya, Ini 4 Risiko Komplikasi Jangka Pendek Diabetes Tipe 2!
-
Komplikasi yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil Anak Kembar
-
Migrain di Masa Kehamilan, Waspada Tingkatkan Risiko Komplikasi
-
Golongan Darah O Tak Berisiko Komplikasi Organ akibat Virus Corona, Kenapa?
-
Dikira Permen, Wanita Ini Tak Sengaja Makan Petasan Banting
-
Ahli: Meski Gejala Ringan, Pasien Covid-19 Berisiko Komplikasi Neurologis