Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Beberapa hari belakangan, kasus penganiayaan yang melibatkan siswi SMP di Pontianak mendapat sorotan dari berbagai pihak. Siswi SMP berinisial AU tersebut dikeroyok sejumlah siswa SMA.
Tak sekali dua kali kasus bullying dan penganiayaan kerap muncul dan terjadi pada anak-anak dan remaja. Banyak masyarakat geram dengan para pelaku penganiayaan AU.
Tak hanya di dunia nyata, netizen di dunia maya pun ikut menghujat, mengutuk dan berharap para pelaku mendapat hukuman yang seberat-beratnya.
KPAI sendiri mengeluarkan tiga sikap dalam menindaklanjuti kasus penganiayaan AU, salah satunya KPAI mengimbau agar kepolisian menggunakan UU Sistem Peradilan Pidana Anak No 11 Tahun 2012.
Baca Juga
-
6 Gejala Kanker Ini Selalu Diabaikan, dari Susah Menelan hingga Sering BAK
-
Berhenti Makan Gula Selama 28 Tahun, Lihat Penampilan Nenek 70 Tahun Ini!
-
Akibat Suka Makan Darah Babi, Pria Ini Harus Amputasi Kedua Kakinya
-
Ini 5 Manfaat Lengkuas, Tingkatkan Kesuburan hingga Cegah Kanker!
-
Akibat Sering Konsumsi Pil KB, Wanita Ini Alami Kelumpuhan Setengah Badan
Para psikolog pun banyak yang angkat bicara dan menyayangkan atas apa yang menimpa korban bully dan penganiayaan AU.
Lantas apa sih hukuman yang sesuai dengan anak-anak seperti ini menurut psikolog?
Psikolog Anak dan Remaja, Erna Marina Kusuma M.Psi., C.Ft, membeberkan bahwasanya akan banyak hal buruk bisa menimpa para pelaku dari sisi psikis
"Sanksi sosial seringkali efektif untuk membuat jera namun juga mempunyai dampak buruk. Berapa banyak penjahat yang mendapat sanksi sosial ketika mau bertobat dari kesalahannya akhirnya kembali menjadi penjahat lagi karena ditolak di mana-mana. Ini bisa menimpa anak-anak kita lho yang menjadi pelaku," terang Erna saat dihubungi Suara.com, Kamis (11/4/2019).
Setiap orang yang melakukan pem-bully-an atau kesalahan memang lebih baik dihukum agar ada efek jera.
"Hukuman terbaik adalah hukuman yang bisa membuat pelaku berubah menjadi baik. Jika seorang anak melakukan hal yang jahat terhadap temannya, pertama mereka harus dihukum dengan melakukan kebaikan untuk teman yang di jahatinya," tegas Erna.
Dengan demikian anak akan belajar melakukan kebaikan sekaligus bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan.
"Saat mereka bertemu, korban juga bisa merasakan permintaan maaf dan perubahan sikap dari pelaku. Sehingga diharapkan hubungan yang rusak bisa pulih perlahan-lahan," pungkas Erna.
(Suara.com/Ade Indra Kusuma)
Tag
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Temui Korban Perundungan di Pontinak, Ini yang Dikatakan Menteri Yohana
-
Penganiaya Siswi SMP di Pontianak Selfie di Kantor Polisi, Ingin Perhatian?
-
Mendikbud Beberkan 2 Hoaks soal Kasus Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak
-
Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Psikolog Ungkap Ada 2 Pemicu Kekerasan
-
Kasus Kekerasan Terhadap Siswi SMP di Pontianak, Ini Tiga Sikap KPAI
-
Psikolog Duga Anak SMP Pelaku Kekerasan Tiru Kelakukan Orangtua
-
Korban Kekerasan di Pontianak Trauma Berat, Psikolog Sarankan 2 Metode Ini
-
Siswi SMP di Pontianak Dikeroyok, Ini Kata KPAI soal Kebrutalan Pelaku
-
Heboh Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Ini Tanggapan Menteri Yohana
-
Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Ini Dampak Memasukkan Jari ke Miss V!