Kamis, 02 Mei 2024
Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere : Jum'at, 23 November 2018 | 15:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Istilah selective mutism pasti masih belum familiar di telinga beberapa orang. Istilah ini merujuk pada gangguan masa anak-anak yang langka dan biasanya memengaruhi anak ketika memasuki usia sekolah.

Selective mutism atau mutisme selektif ditandai dengan kegagalan yang terus-menerus untuk berbicara meskipun memiliki kemampuan yang baik.

Misalnya seorang anak dianggap sangat aktif untuk berinteraksi ketika di rumah, namun sangat bertolak belakang ketika ia berada di sekolah.

Ia cenderung tidak nyaman dengan teman-temannya, tidak suka berinteraksi bahkan akan berpaling jika anak-anak lain mengajaknya berbicara.

Gangguan ini dapat terjadi selama beberapa bulan bahkan tahun dimulai sekitar anak menginjak usia antara tiga dan enam tahun, dan sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-laki.

Kekerasan pada anak bisa sebabkan gangguan kesehatan mental. (unsplash)

Anak mungkin akan menunjukkan tanda-tanda fisik seperti bahasa tubuh yang kaku dan kurangnya ekspresi wajah.

Beberapa anak dengan mutisme selektif dapat menggunakan komunikasi nonverbal seperti menganggukan kepala atau menggerakan tangan.

Anak-anak dengan mutisme selektif pada umumnya memiliki riwayat keluarga yang mengalami kecemasan. Kecemasan dari situasi yang dianggap berbahaya bagi kesejahteraan anak menyebabkan gangguan komunikasi.

Tindakan yang dapat dilakukan orangtua ketika dihadapkan dengan masalah ini adalah mencari terapis atau terapi yang dilakukan di dalam keluarga.

Perawatan termasuk membantu anak mengembangkan keterampilan untuk mengendalikan kecemasan dan 'melupakan' perilaku bisu. Perawatan lain juga termasuk obat antidepresi.

BACA SELANJUTNYA

STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan