Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Beberapa waktu lalu, dunia maya dihebohkan dengan broadcast seorang anak bernama Muhammad Ardan Fahrezi (11 bulan) yang membutuhkan biaya miliaran rupiah untuk cangkok hati. Ardan, demikian panggilannya, terkena penyakit langka, yaitu atresia bilier.
Penyakit ini tergolong langka, tercatat hanya menyerang 1:18 ribu bayi. Seperti apa sebenarnya atresia bilier itu dan bagaimana menanganinya? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini penjelasan selengkapnya!
1. Atresia bilier adalah penyakit pada duktus hepatikus, yaitu saluran empedu pada hati, yang langka dan hanya menyerang bayi
Saluran tersebut berfungsi untuk menghancurkan lemak, menyerap vitamin yang larut lemak, serta membawa racun dan produk sisa keluar tubuh. Penyakit ini menyebabkan saluran tersebut membengkak sehingga tersumbat. Akibatnya, hati menjadi susah membuang racun dalam tubuh.
Baca Juga
Untuk mendiagnosa dengan tepat, dokter akan melakukan beberapa rangkaian tes. Rangkaian tes yang paling umum dilakukan, antara lain: tes darah, x-ray perut, ultrasound, pemindaian hati, biopsi hati, serta pemeriksaan riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Terdapat dua tipe atresia bilier, yaitu: fetal dan perinatal. Atresia bilier fetal muncul saat bayi masih dalam rahim, sedangkan perinatal lebih sering terjadi dan baru bisa terdeteksi 2-4 minggu setelah kelahiran.
Umumnya bayi yang terlahir dengan atresia bilier juga mengalami kecacatan usus, limpa, dan jantung. Penyakit ini lebih sering muncul pada bayi prematur, serta bayi Asia atau Afrika.
2. Gejala atresia bilier cukup bisa terdeteksi, sehingga bisa segera ditangani secara medis begitu menyadarinya
Diawali penyakit kuning dan mata kuning, tanda ini bisa dilihat pada 1-2 minggu pertama dan hilang pada 2-3 minggu begitu ditangani. Gejala lain dari atresia bilier, antar lain: warna urin gelap seperti teh, BAB berwarna kelabu atau putih (seperti dempul), dan pertumbuhan bayinya cenderung lambat.
Jika bayi menunjukkan gejala-gejala di atas, apalagi dalam 2-3 minggu setelah lahir, maka segeralah dibawa ke dokter. Mengingat bahwa tubuh masing-masing bayi berbeda, rentang usia bayi tersebut tidak saklek dan bisa muncul pada usia beberapa bulan.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
4 Buah yang Baik untuk MPASI Bayi, Pastinya Aman dan Bergizi
-
Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Geger Ibu Kasih Kopi Sachet ke Bayi, 5 Bahaya Mengerikan ini Mengintai
-
Geger Ibu Kasih Kopi Sachet ke Bayi, 5 Bahaya Mengerikan ini Mengintai
-
Ibu Hamil Ini Alami Gatal yang Tak Tertahankan, Ternyata Penyakit Cukup Berbahaya
-
Viral Bayi 6 Bulan Meninggal Usai Berpergian, Persiapkan 7 Hal Ini Saat Ajak Anak Naik Motor!
-
Bayi 6 Bulan Meninggal Usai Berpergian Naik Motor, Kapan Waktu Tepat Ajak Anak Motoran?
-
Viral Dokter RSUD Jombang Potong Kepala Bayi, Ini Risiko Distonia Bahu!