Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Banyak yang mengira bahwa olahraga khusunya berlari menjadi salah satu hal yang perlu dihindari saat hamil. Melansir dari Healthshots, Dr Manisha Ranjan Konsultan Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Motherhood India mengatakan bahwa berlari tidak akan membahayakan bayi Anda.
"Anda harus mematuhi tindakan pencegahan tertentu seperti mengenakan sepatu lari yang bagus, bra olahraga, dan tali penyangga perut. Anda perlu minum banyak cairan sebelum, selama, dan setelah latihan," kata dokter Ranjan.
"Aktivitas fisik baik untuk tubuh selama kehamilan tetapi tidak ada gunanya melakukannya secara berlebihan," imbuhnya.
Selain itu, dokter Ranjan juga menyarankan untuk menyertakan latihan kekuatan seperti lunge, squat, dan angkat beban ringan bersama dengan berlari karena ibu hamil lebih rentan mengalami cedera otot.
Baca Juga
-
Temuan Baru, Semprotan Hidung Bisa Bunuh Virus Corona 99 Persen
-
Introvert Lebih Menyukai Masa Isolasi Dibanding Ekstrovert, Benarkah?
-
Khusus Pasien Jantung dan Diabetes, Begini Cara Puasa Ramadan yang Aman
-
Vaksin Covid-19 Tidak Menimbulkan Efek Samping, Apakah Tetap Efektif?
-
Konsumsi Susu Segar saat Berbuka untuk Jaga Kekebalan Tubuh selama Ramadan
-
Kenali, Berikut Tanda Pembekuan Darah akibat Vaksinasi AstraZeneca
"Tubuh Anda membutuhkan kalori ekstra saat berolahraga selama kehamilan. Untuk menjaga tingkat energi Anda selama latihan, makanlah kudapan sebelum latihan seperti sepotong buah atau roti panggang dengan selai kacang," ujar dokter Ranjan.
Anda bisa terus berlari sampai trimester ketiga (minggu 28 sampai 40). Anda bisa terus berolahraga selama Anda merasa sehat dan nyaman. Jika Anda merasa baik-baik saja, Anda dapat tetap aktif sampai kelahiran bayi Anda.
"Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), wanita hamil harus mendapatkan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang setiap minggu. Ini adalah latihan yang meningkatkan detak jantung Anda dan menyebabkan keringat, termasuk berlari," kata dokter Ranjan.
"Anda perlu berkonsultasi dengan dokter Anda sekali sebelum terlibat dalam segala jenis aktivitas fisik yang berat. Jika Anda mengalami kehamilan yang rumit, berlari dapat berisiko dan menyebabkan perdarahan, masalah plasenta atau pre-eklamsia. Tapi, bagi mereka yang mengalami kehamilan tanpa komplikasi, para ahli mengatakan tidak ada salahnya menjaga rutinitas olahraga," ujarnya.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
-
Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
-
Aktor Drakor Cha Chung Wa Hamil di Usia 43 Tahun, Ketahui Apa Saja Risikonya
-
3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
-
Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
-
Benarkah Aborsi Bikin Wanita Gangguan Mental? Ini Faktanya Menurut Penelitian
-
Ibu Hamil Ini Alami Gatal yang Tak Tertahankan, Ternyata Penyakit Cukup Berbahaya
-
Diduga Terinfeksi Bakteri Listeria dari Bayam, Janin Wanita Ini Lahir Mati
-
Olahraga Ini Sangat Direkomendasikan untuk Ibu Hamil, dari Pilates hingga Berenang
-
Pola Makan Tepat Bagi Kamu yang Sedang Diet Defisit Kalori dan Olahraga Rutin