Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Beberapa mantan pasien Covid-19 menyatakan bahwa siklus menstruasi mereka terganggu selama infeksi, bahkan setelah sembuh.
Dalam gejala jangka panjang atau normal, Covid-19 bisa menganggu kesehatan perempuan. Melansir dari Medical News Today, banyak perempuan dengan gejala jangka panjang mengalami menstruasi yang tidak teratur. Mereka juga bisa mengalami pembekuan darah menstruasi yang tidak biasa atau sindrom pramenstruasi (PMS) yang memburuk.
"Saya perhatikan bahwa siklus menstruasi saya segera berubah ketika saya sakit dengan Covid-19," kata Rose, mantan pasien Covid-19 kepada Medical News Today.
"Dua minggu setelah mengalami Covid-19, saya seharusnya menstruasi tetapi saya tidak mengalaminya, dalam delapan bulan saya hanya lima kali menstruasi," imbuhnya.
Baca Juga
-
Virus Corona Covid-19, Inggris Uji Coba Vaksin Jenis Baru Lewat Hidung!
-
Ahli Tegaskan Vaksin Covid-19 Pfizer Tak Pengaruhi Kesuburan
-
Kursi Dekat Jendela Pesawat Bisa Cegah Penularan Virus Corona, Ini Sebabnya
-
Menyerang Siapa Saja, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Kanker Payudara Pria
-
Berapa Lama Embrio Bertahan saat Dibekukan dan Disimpan di Laboratorium?
-
Hati-Hati, Berlebihan Konsumsi Teh Hijau Bisa Menimbulkan Masalah Kesehatan
Sementara Julia mantan pasien Covid-19 yang berusia pertengahan 40-an juga mengalami ggangguan siklus menstruasinya.
"Pada bulan Mei, saya melewatkan siklus menstruasi selama sebulan penuh. Pada bulan Juni dan kemudian Juli, saya kembali mengalami menstruasi tetapi sangat tidak menentu, berlangsung lebih lama dan sering kali berhenti kemudian berlangsung kembali," jelas Julia.
Sementara Edith melaporkan mengalami kelelahan yang ekstrim dan melemahkan, serta nyeri otot yang mengerikan. Edith juga menjelaskan bahwa dokternya mendiagnosis perimenopause. Dalam hal ini, Medical News Today setidaknya menanyai enam perempuan yang mengalami masalah menstruasi.
Meski masih belum jelas mengapa Covid-19 memengaruhi menstruasi, namun stres mungkin bisa menjadi salah satu alasan.
"Stres sendiri diketahui menyebabkan ketidakteraturan menstruasi dengan mengganggu sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium, sehingga bisa berpengaruh pada menstruasi," ujar Dr. Linda Fan, asisten profesor Obstetri, Ginekologi dan Ilmu Reproduksi di Yale School of Medicine.
"Informasi yang dipublikasikan tentang efek SARS-CoV-2 cukup jarang. Namun, ada beberapa kemungkinan biologis bahwa virus dapat menyerang fungsi ovarium secara langsung," imbuhnya.
Studi kecil di China mengungkapkan bahwa 25 persen orang dengan Covid-19 mengalami perubahan menstruasi.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Reproductive BioMedicine Online pada bulan September menunjukkan bahwa dari 177 orang dengan Covid-19, 45 di antaranta (25 persen) melaporkan perubahan volume darah menstruasi. Sementara 50 orang atau 28 persen melihat berbagai perubahan pada siklus menstruasi mereka.
"Beberapa pasien mengalami siklus yang lebih berat dan yang lainnya memiliki volume yang lebih ringan. Ini mungkin terkait dengan penekanan hormon ovarium," ujar Dr. Valinda Nwadike, seorang dokter spesialis kebidanan-ginekologi di Amerika Serikat.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Mitos atau Fakta, Sering Minum Air Dingin dan Soda Bisa Buat Menstruasi Terhambat?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!