Rabu, 24 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Senin, 07 September 2020 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pendarahan di vagina adalah gejala utama kanker ginekologi dan kebanyakan wanita tidak akan mencari perhatian medis segera saat masalah itu terjadi. Padahal pendarahan bisa menjadi indikator kanker rahim, serviks dan vagina yang menyerang 12.750 wanita setiap tahunnya.

Penelitian oleh The Eve Appeal for the Go Red Campaign menemukan bahwa 72 persen wanita mengaku mereka tidak diajari cara mengenali kondisi itu ketika ada yang salah dengan pendarahan menstruasinya.

Mereka juga menemukan 85 persen wanita merasa lebih nyaman membicarakan masalah itu kepada teman dan keluarganya. Lebih mengejutkannya lagi, sekitar 80 persen orang tidak akan pergi ke dokter jika mengalami pendarahan abnormal.

Ilustrasi menstruasi. (Shutterstock)

The Eve Appeal telah bekerja sama dengan Royal College of Obstetricians and Gynecologists untuk membantu wanita mengenali kondisi tersebut dan cara mengidentifikasinya.

Seorang wanita yang menemukan dirinya menderita kanker serviks setelah pendarahan 6 bulan mendesak wanita lainnya untuk tidak merasa malu pergi dan berbicara dengan dokter umum.

"Tidak peduli seberapa kecil masalahnya, Anda tetap harus pergi memeriksakannya," kata Kathryn Firth dikutip dari The Sun.

Berikut 4 tanda pendarahan di vagina yang perlu diwaspadai sebagai tanda lain penyakit serius.

1. Menstruasi yang sangat menyakitkan

Meskipun menstruasi berbeda pada setiap orang, tapi Anda perlu mewaspadai ketika menstruasi terasa menyakitkan.

Jika Anda mengalami menstruasi menyakitkan selama 7 hari dan selalu mengganti tampon setiap satu jam atau lebih, maka itu bisa jadi gejala kondisi yang serius.

2. Keluarnya darah

Keluarnya darah berwarna merah muda, merah atau coklat adalah hal normal bagi sebagian besar orang. Tapi, beberapa orang mungkin mengalami lebih sedikit darah atau pendarahan ringan selama masa periode atau pendarah ovulasi.

Jika pendarahan selama masa periode Anda dianggap tidak normal atau berbeda dengan biasanya, maka konsultasikan dengan dokter.

3. Pendarahan selama atau setelah berhubungan seks

Kathryn mengatakan bahwa dia juga mengalami pendarahan setelah berhubungan seks. Kondisi itu bukan sesuatu yang biasa dialami.

Tapi, The Eve Appeal mengatakan pendarahan setelah berhubungan seks termasuk umum. Tapi, Anda perlu memperhatikan jumlah volumenya dan sakit atau tidaknya pendarahan setelah hubungan seks.

4. Menopause dan pasca menopause

The Eve Appeal mengatakan bahwa gejala menopause berbeda pada setiap orang. Tapi, ia menegaskan bahwa tidak ada periode menstruasi selama pasca menopasue.

Jika Anda sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan, maka Anda telah menopause. Setiap pendarahan vagina setelah menopause ini adalah perdarahan abnormal yang perlu diwaspadai.

BACA SELANJUTNYA

Selain Seks, Kebersihan Vagina Bisa Pengaruhi Risiko Kanker Serviks