Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Menopause ternyata berpengaruh pada peningkatan risiko sindrom metabolik. Sindrom ini bisa meliputi tekanan darah tinggi, lemak perut berlebih, kadar kolesterol tinggi, dan peningkatan gula darah.
Sindrom metabolik bisa berbahaya karena berisiko memicu serangan jantung dan stroke.
Melansir dari Everyday Health, sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal Menopause pada Juni 2020 melaporkan bahwa setelah menopause, risiko mengalami sindrom metabolik pada perempuan melonjak jadi 38 persen.
Dalam hal ini para peneliti memeriksa data pada 12.611 perempuan Kanada yang berusia 45 hingga 85 tahun. Sebanyak 10.035 perempuan (umur rata-rata 65 tahun) dalam penelitian ini sudah mengalami menopause sementara 2.576 perempuan (umur rata-rata 51 tahun) lainnya belum mengalami menopause.
Baca Juga
-
Ilmuwan Curiga China Sengaja Tutupi Kasus Awal Covid-19, Bukti Mendukung!
-
Satu Kucing Terinfeksi Virus Corona dari Pemiliknya, Waspadai Gejalanya!
-
Lapar Usai Olahraga? Ini 7 Makanan yang Harus Dihindari
-
Dampak Covid-19, Obesitas Cenderung Meningkat pada Pengangguran
-
Perokok dan Pengguna Vape yang Terinfeksi Covid-19 Tingkatkan Risiko Stroke
-
Dialami Jessica Iskandar, Begini Pengaruh Penyakit Graves pada Tubuh
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa perempuan pascamenopause 38 persen lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita premenopause.
"Risiko yang lebih besar ini meningkatkan kebutuhan untuk peningkatan pelindung, seperti makan yang lebih sehat dan peningkatan intensitas olahraga pada wanita menopause," kata Mark DeBoer, MD, seorang peneliti di University of Virginia di Charlottesville, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Tetapi para peneliti menekankan bahwa studi ini bukan didapat dari eksperimen terkontrol yang menyatakan menopause secara langsung menyebabkan sindrom metabolik. Hasilnya juga tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi karena para perempuan dalam penelitian ini didominasi oleh keturunan Eropa dan tidak mencerminkan populasi multietnik.
Berbagai risiko kesehatan yang mungkin dihadapi oleh perempuan yang mengalami menopause adalah karena pergeseran hormon mereka.
"Peningkatan risiko sindrom metabolik setelah menopause mungkin karena pergeseran komposisi tubuh yang melibatkan persentase lebih tinggi pada jaringan lemak, penurunan jaringan otot, dan redistribusi lemak di sekitar perut," kata Robert Eckel, MD, seorang profesor emeritus di University of Colorado Anschutz Medical Campus.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Mual saat Lapar? Bukan Sekadar Perut Kosong, Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan!
-
Cobalah Berhubungan Seks Setidaknya Sekali Seminggu, Ini Lho 3 Manfaatnya!
-
Cegah Osteoporosis Pada Wanita Menopause, Makanlah Buah Plum Tiap Hari!
-
Menopause Bisa Pengaruhi Kesehatan Mata, Ini 3 Tanda yang Harus Diwaspadai!
-
Gejala Menopause, Perhatikan 4 Tanda-tanda ini Pada Mulut Anda!
-
Gejalanya Mirip, Ahli Temukan Long Covid-19 Bisa Sebabkan Menopause
-
Sama-Sama Menua, Begini Perbedaan Proses Penuaan antara Pria dan Wanita
-
Rutin Berhubungan Seks Disebut Bisa Menunda Menopause, Simak Studi Berikut
-
Redakan Efek Menopause, Coba Konsumsi Asupan Berikut
-
7 Gejala Menopause yang Perlu Wanita Tahu