Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang wanita bernama Greta Zarate mengalami infeksi darah mematikan dari tampon yang digunakannya saat menstruasi. Akibatnya, dia jadi harus dirawat intensif selama empat hari.
Awalnya, perempuan asal North Carolina ini mengalami gejala seperti terserang flu pada hari pertama haid, 31 Januari lalu. Empat hari kemudian, demamnya justru meninggi dan tekanan darah anjlok hingga ia dilarikan ke Rumah Sakit Onslow Memorial.
Ia pun diperiksa menggunakan sinar-X, ultrasound dan CT scan. Namun, ketiga alat pemeriksaan tersebut tak dapat menemukan penyebab kesehatannya menurun.
"Ketika saya sampai di rumah sakit, mereka tidak dapat menemukan apa yang salah dengan saya. Tekanan darah saya sangat rendah. Saya menjalani rontgen dan CT scan," kata Zarate, melansir Daily Mail.
Baca Juga
Salah satu perawat pun menyarankan Zarate untuk berkonsultasi dengan seorang ginekolog. Sang perawat menduga Zarate mengalami toxic shock syndrome yang biasanya dialami wanita yang sedang menstruasi. Rupanya, dugaan itu memang benar.
"Mereka menemukan ada infeksi bakteri staph dalam darahku setelah melakukan pemeriksaan pada vagina dan itu berasal dari luka kecil di vaginaku," ujar Zarate.
Toxic shock syndrome merupakan infeksi bakteri yang sangat berbahaya. Sindrom ini bisa salah deteksi karena gejalanya mirip penyakit lain dan termasuk infeksi yang jarang terjadi.
Infeksi ini biasanya berasal dari bakteri staphylococcus aureus atau streptococcus yang hidup di kulit, menyerang aliran darah, serta melepaskan racun berbahaya.
Gejala dari TSS umumnya dimulai dengan demam tinggi mendadak hingga di atas 38,9° derajat Celcius.
Dalam beberapa jam, seorang penderita akan mengalami gejala seperti flu termasuk sakit kepala, sakit otot, sakit tenggorokan dan batuk. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, diare, merasa pingsan, pusing, serta kebingungan.
Wanita paling berisiko terkena sindrom ini selama menstruasi, terutama kalau mereka menggunakan tampon, baru saja melahirkan atau menggunakan kontrasepsi penghalang internal, seperti diafragma.
Sementara itu setelah penyakitnya diketahui, dokter memberi Zarate antibiotik, cairan dan morfin untuk melawan infeksi serta mengatasi rasa sakitnya.
Kondisinya kian membaik dan ia mengaku sangat beruntung karena mendapat perawatan tepat pada waktunya.
"Orang yang terkena toxic shock syndrome bisa berakhir dengan kehilangan anggota tubuh atau bahkan sekarat jadi saya merasa sangat beruntung," tandas Zarate.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Selain Covid-19, Ahli Sebut 5 Penyakit Ini Lebih Mematikan!
-
WHO Sebut Covid-19 Lebih Mematikan Sepuluh Kali Lipat dari Flu Babi
-
Dibandingkan Pandemi sebelumnya, Apakah Virus Corona Lebih Mematikan?
-
Tak Cuma Virus Corona, Penyakit Mematikan Ini Juga Berawal di China
-
Sepsis Kini Disebut sebagai Salah Satu Penyakit Paling Mematikan
-
Gara-gara Menggaruk Gigitan Nyamuk di Wajahnya, Pria Ini Nyaris Meninggal
-
Ini yang Terjadi pada 7 Bagian Tubuh Saat Terserang Stroke!
-
Praktikkan Sekarang! Ini 5 Cara Cegah Silent Stroke
-
Tal Lama Setelah Digigit Nyamuk, Pramugari Ini Meninggal karena Gagal Organ
-
Sakit Kanker, Pria Ini Klaim Dirinya Sembuh Berkat Obat Cacing untuk Anjing