Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Para pakar obat sudah menemukan obat untuk meningkatkan gairah seksual pada wanita yang mengalami penurunan.
Melansir Insider, ada dua obat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administrator (FDA) pada Jumat (21/6/2019) lalu untuk meningkatkan gairah seksual seorang perempuan.
Obat bernama Vyleesi ini digunakan oleh perempuan premenopause dengan kelainan seperti kurangnya minat secara terus menerus pada hubungan seksual, dan kondisi ini dapat menyebabkan stres.
Penggunaan obat ini disuntikkan pada paha atau perut untuk meningkatkan minat seksual selama beberapa jam.
Baca Juga
-
Suami Tampak Tak Bergairah? Ketahui 4 Alasan Pria Menolak Hubungan Intim
-
Konsumsi Suplemen Penambah Gairah, Pria Ini Tiba-Tiba Alami Hipertensi Akut
-
Kondom Ditemukan Saat Andi Arief Ditangkap, Sabu Tingkatkan Gairah Seks?
-
Tertarik hingga Bergairah pada Kecerdasan? Mungkin Tanda Anda Sapioseksual
-
Ssstt, Nih 4 Zona yang Bisa Bikin Hubungan Intim Lebih Bergairah
"Kelebihan dari obat baru ini adalah perempuan hanya menggunakannya saat membutuhkan," kata Dr. Julia Johnson, seorang spesialis reproduksi di UMass Memorial Medical Center.
Tetapi obat ini juga mempunyai kekurangan, yaitu suntikan dan kemungkinan membuat beberapa perempuan menjadi mudah tersinggung. Sedangkan efek samping lainnya adalah membuat mual.
Meski begitu persetujuan ini juga didasarkan pada respons perempuan terhadap kuesioner yang menunjukkan peningkatan hasrat seksual dan penurunan stres terkait seks. Para wanita tidak melaporkan melakukan lebih banyak seks, tujuan asli untuk obat tersebut.
"Wanita tidak menginginkan lebih banyak seks. Mereka menginginkan seks yang lebih baik," kata Dr. Julie Krop, kepala petugas medis Amag Pharmaceuticals.
Vyleesi bertindak pada reseptor untuk hormon perangsang otak yang disebut melanocortin, yang berhubungan dengan gairah seksual dan nafsu makan pada pria dan wanita.
Amag yang berbasis di Waltham, Massachusetts berencana untuk memberikan obat itu kepada konsumen melalui media sosial, termasuk situs web yang disebut unblush.com yang memberi tahu wanita bahwa dorongan seks yang rendah "tidak perlu disalahkan."
Tetapi tidak semua pakar sepenuhnya setuju dengan obat ini.
Johnson dari UMass mengatakan obat-obatan seharusnya tidak menjadi pilihan pertama untuk mengobati masalah seksual perempuan. Sebagai gantinya, dia merekomendasikan konseling untuk membantu mereka 'memisahkan semua tekanan hidup' dari kehidupan seks mereka.
"Tetapi jika itu tidak berhasil, mengonsumsi obat yang dapat membantu patut dicoba," katanya.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Agar Efek Tetap Optimal, Bagaimana Aturan Minum Obat saat Puasa yang Tepat?
-
Pengaruhi Proses Penyerapan, Peneliti Ungkap Posisi Tubuh Terbaik saat Minum Obat
-
Pengaruhi Proses Penyerapan, Peneliti Ungkap Posisi Tubuh Terbaik saat Minum Obat
-
Bolehkah Minum Obat dengan Kopi? Dokter Jelaskan Hal Ini
-
Penurunan Gairah Seksual, Konsumsi 5 Makanan Ini Bisa Bantu Anda Horny!
-
Ternyata Begini Cara Obat Menargetkan Bagian Tubuh yang Sakit
-
Minum Obat Pencahar Berlebihan Bisa Timbulkan 5 Bahaya Ini
-
Korea Utara Mulai Produksi Obat-obatan dan Peralatan Medis Dalam Waktu Singkat Demi Lawan Covid-19
-
Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!
-
Produk Obat-obatan Palsu Merajalela Selama Pandemi Covid-19, Terutama di India