Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang wanita di Mexico meninggal dunia setelah terinfeksi hanta virus. Virus ini ternyata banyak disebarkan oleh hewan pengerat, seperti tikus yang bisa bisa menyebabkan kematian.
Perlu diketahui bahwa hanta virus adalah genus virus yang menyebabkan penyakit sindrom paru virus hanta.
Kasus kematian pertama akibat hanta virus ini pun membuat ahli kesehatan Mexico meminta masyarakat lebih hati-hati ketika membuka ruangan yang mungkin banyak tikus.
Sementara itu, kematian wanita usia 42 tahun dari Mexico akibat hanta virus memang belum diidentifikasi secara jelas oleh petugas medis. Tetapi, departemen kesehatan yang melakukan penyelidikan menemukan lingkungan rumahnya terjangkit virus dari tikus tersebut.
Baca Juga
“Kami meminta warga New Mexico agar berhati-hati ketika membuka gedung, kabin atau ruangan lainnya karena tikus-tikus penyebar virus ini bisa saja berpindah," kata Kathy Kunkel dikutip dari Fox News.
Menurutnya, membersihkan tempat yang berdebu dan banyak kotoran tikus dapat menyebarkan hanta virus ini melalui udara. Akibatnya partikel udara yang tercemar hanta virus dari tikus dapat dihirup oleh manusia lalu mengakibatkan penyakit.
"Cara terbaik untuk membersihkan gudang menggunakan air agar kotoran yang sudah terinfeksi hanta virus ini tidak menyebar," tuturnya.
Setelah kasus kematian pertama, ahli kesehatan kembali melaporkan kasus kedua terkait Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) di Mexico. Beruntungnya, pasien kedua hanta virus ini berhasil diselamatkan dan sembuh.
HPS adalah penyakit pernapasan parah yang berakibat fatal pada sekitar 40 kasus terdahulu. Penyakit ini ditularkan melalui kotoran tikus, urin dan air liur yang terinfeksi hanta virus.
Sesorang juga bisa menderita penyakit ini jika terinfeski virus melalui udara sekitarnya. Tetapi, virus ini tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.
Gejala infeksi virus ini biasanya berkembang selama 1-6 minggu setelah paparan. Biasanya orang akan merasakan demam, nyeri otot, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, diare dan sakit perut.
Gejala selanjutnya mungkin seseorang akan mengalami batuk yang cepat berkembang menjadi gangguan pernapasan. Menurut departemen kesehatan, tidak ada perawatan khusus untuk penyakit ini tetapi pasien mungkin masih bisa terselamatkan jika mendapat pertolongan medis segera.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Gigi Berlubang Tak Boleh Disepelekan, Dokter Ingatkan Hal Ini
-
Mengenal Virus Marburg: Gejala, Penyebab hingga Cara Penularan
-
Mengenal 4 Jalur Penularan HIV, Penyakit yang Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung
-
Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung, Ini Mitos yang Masih Dipercaya Tentang HIV
-
Penelitian Temuan Virus Cacar Monyet Bisa Bertahan Hidup di Permukaan
-
Makanan dan Minuman Ini Sangat Bagus untuk Penderita Demam Berdarah, Apa Saja?
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
CDC AS Memperingatkan Kasus Parechovirus yang Menyerang Bayi Baru Lahir Meningkat