Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Saat menstruasi, tubuh perempuan mengalami perubahan. Seperti kulit berjerawat, menjadi lebih lelah dan lemas, kram perut hingga nyeri payudara.
Ya, ini merupakan perjuangan yang konstan, tetapi semua ini dapat diatasi dengan gaya hidup dan pola makan.
Seorang ahli gizi, Kristen Stavridis, menganjurkan beberapa perubahan gaya hidup serta makanan tepat yang dapat dikonsumsi selama haid untuk mengontrol dan menyeimbangkan hormon.
Hari 1-5: Awal menstruasi
Baca Juga
-
Pakai Vacuum Cleaner untuk Sedot Darah Menstruasi, Wanita Ini Perdarahan
-
Perubahan Menstruasi di Usia 20, 30 dan 40an
-
Hari Perempuan Internasional, Pakar PBB Perangi Anggapan Tabu ke Menstruasi
-
Tak Malu, Wanita Ini Oleskan Darah Menstruasi ke Wajah, untuk Apa?
-
Traveling Bikin Jadwal Menstruasi Berantakan, Ini Alasannya
"Lima hari pertama atau lebih (tergantung pada individu) dari siklus menstruasi kita menandai waktu di mana kehilangan darah terjadi, sehingga membuat kita lebih berisiko mengalami rendahnya zat besi," kata Kristen, melansir Glamour Magazine.
"Sangat penting, khususnya bagi gadis-gadis muda. Terlebih lagi jika Anda vegetarian, perlu mendapatkan cukup makanan kaya zat besi ke dalam makanan atau suplemen Anda. Penting untuk memastikan asupan Vitamin C Anda tercukupi karena ini memungkinkan tubuh menyerap zat besi lebih mudah. "
Agar tubuh tetap bergerak, Kristen menyarankan olahraga ringan seperti berjalan dan yoga daripada melakukan olahraga berat.
Tetapi jika gejala yang dirasakan masih ringan, boleh saja melakukan olahraga di gym.
Makanan kaya zat besi: daging merah, bayam, sayuran berdaun gelap, kacang-kacangan dan susu
Vitamin C: jeruk, paprika merah dan hijau, nanas, stroberi, cabai, brokoli, kembang kol, mangga
Hari 5-13: Fase Khusus
"Tingkat energi Anda naik sedikit setelah pendarahan berhenti," kata Kristen.
"Tubuh Anda sedang bersiap-siap untuk ovulasi sehingga hormon seperti FSH mulai perlahan-lahan meningkat untuk memberi tahu tubuh untuk bersiap melepaskan sel telur," sambungnya.
Penelitian menunjukkan, pada fase ini wanita berolahraga sedikit lebih berat. Untuk menambah tenaga, Kristen menyarakan karbohifrat yang cukup.
Karbohidrat baik: Oat, beras merah, buah-buahan, sayuran berserat, lentil dan stroberi.
Kaya protein: Telur, yoghurt, ikan dan makanan laut, kedelai, kacang pistachio, ayam dan kalkun
Hari 14-16: Ovulasi
"Ketika telur dilepaskan, tubuh wanita mungkin sekali lagi mengalami perubahan kadar hormon," jelas Kristen.
“Kadar estrogen dan testosteron meningkat, dan ini dapat menyebabkan perubahan tingkat nafsu makan. Banyak wanita melaporkan merasa kurang lapar sekitar hari-hari ini, jadi penting untuk mendapatkan lebih banyak makanan berkualitas dalam jumlah berlebih."
"Makanan segar serta makanan kaya protein sangat baik untuk menjaga tingkat energi. Makanan kaya serat juga penting di masa ini karena membantu tubuh membersihkan diri dari racun dan meningkatnya kadar hormon yang diproduksi."
Kaya serat: Biji rami, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian dan roti gandum dan sereal
Makanan segar: Kentang, alpukat, brokoli, dan raspberry
Hari 17-28: Fase luteal dan pramenstruasi
“Beberapa hari sebelum menstruasi, perubahan hormon dapat membuat kita merasa sedikit lebih lamban dan lapar,” jelas Kristen.
“Kita mungkin menginginkan makanan berlemak dan tidak sehat saat tubuh kita mempersiapkan diri untuk periode berikutnya. Beberapa wanita mungkin mengalami kram bahkan seminggu sebelum menstruasi."
Magnesium adalah nutrisi yang bagus untuk membantu meringankan atau mencegah kram dan gejala yang menyakitkan. Untuk membantu mengendalikan nafsu makan, vitamin B juga bagus dikonsumsi untuk memproduksi serotonin (berperan dalam pengendalian kelaparan).
Ini juga merupakan waktu untuk pemulihan dan perawatan diri karena kadar relaxin berada di puncaknya, yang berarti risiko cedera lebih tinggi. Jadi, pastikan Anda melakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar setelah latihan, dan yoga, pilates, dan berenang.
Kaya magnesium: kacang-kacangan, biji-bijian, jamur, buncis, makanan laut seperti salmon atau tuna, bayam, kale dan
Vitamin B: asparagus, gandum utuh, daging, telur dan produk susu, gandum
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
-
Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
-
Mitos atau Fakta, Sering Minum Air Dingin dan Soda Bisa Buat Menstruasi Terhambat?
-
5 Cara Menjaga Kesehatan Mata Sejak Dini, Biar Terhindar dari Penyakit di Hari Tua!
-
Melly Goeslaw Bahagia Setelah Operasi Bariatrik, Bisakah Berat Badannya Naik Lagi?
-
Makanan dan Minuman Ini Sangat Bagus untuk Penderita Demam Berdarah, Apa Saja?
-
Dampak Perubahan Iklim: Penyebaran Penyakit Menular Meningkat di Masa Depan
-
Tips Diet Ini Justru Efektif dan Bikin Cepat Menurunkan Berat Badan, Apa Saja?
-
Ingin Menambah BB? Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini Secara Rutin!
-
Harus Dijaga, Inilah Makanan yang Harus Dihindari Setelah Operasi Batu Empedu