Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Kasus kekerasan yang dialami seorang siswi SMP berusia 14 tahun di Pontianak telah menyita banyak perhatian. Tagar #justiceforaudrey pun ramai di media sosial.
Masyarakat meminta polisi berlaku adil dengan memberi hukuman seadil-adilnya kepada pelaku penganiayaan, yaitu siswa SMA yang berjumlah 12 orang. AU di-bully, juga disiksa secara fisik hingga terjadi pendarahan di beberapa bagian tubuhnya. Para pelaku bahkan melakukan kekerasan pada kemaluan korban.
Atas kejadian tersebut, publik menilai tidak pantas seorang remaja perempuan mendapat perlakukan kasar dan aniaya dari remaja perempuan lainnya hanya karena soal asmara dan saling sindir status di media sosial.
Mengamati kasus ini, Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Suarti Ariani mengatakan, korban mengalami kekerasan berlapis, baik secara fisik yang parah dan psikis. Untuk menyembuhkannya korban harus menjalani dua metode penyembuhan, baik secara klinis dan terapi pisikologis.
Baca Juga
-
4 Bumbu Dapur yang Ampuh Obati Stroke dan Jantung, dari Kunyit hingga Cabai
-
Viral Punggung Dikerok Motif Baliho Kampanye, Begini Cerita di Baliknya
-
Jelang Persalinan, Meghan Markle Disebut Tak Akan Gunakan Dokter Kerajaan
-
Pablo Benua Derita Stroke dan Serangan Jantung, Ini 5 Makanan Penyebabnya
-
Derita Stroke dan Jantung, Pablo Benua Dilarang Merokok dan Makan Ini
-
3 Hari Masuk ICU, Suami Rey Utami Derita Stroke dan Serangan Jantung
Menurut psikolog jebolan Universitas Indonesia ini, ada banyak metode penyembuhan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan trauma psikologis yang dialami korban AU. Salah satu caranya ialah dengan metode bermain.
“Mengingat usia korban yang masih remaja, permainan yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan jenis-jenis permainan yang mengandung unsur kerja sama. Sebab, mungkin saja korban mengalami krisis kepercayaan baik terhadap diri sendiri atau dengan orang lain,” ungkap Anna Surti saat ditemui Suara.com di kawasan Kebayoran Baru, Rabu (10/4/2019).
Melalui permainan yang mengandung kerja sama, nanti akan muncul lagi rasa percaya dalam dirinya maupun terhadap orang lain. Tujuannya untuk mengungkap kasus kekerasan yang dialami oleh korban sendiri.
“Paling tidak korban bisa menceritakan kejadian yang telah ia alami untuk proses pemeriksaan yang dibutuhkan oleh pihak berwajib,” lanjut psikolog yang akrab disapa Mba Nina ini.
Dengan menerapkan metode bermain untuk menyembuhkan trauma, diharapkan bisa menghilangkan kesedihan yang dialami korban, mengembalikan lagi keceriaan dan senyuman, serta kepercayaan diri untuk kembali melanjutkan hidupnya, seperti menjalani kegiatan sehari-hari, seperti bersekolah. (Suara.com/Vessy Dwirika Frizona)
Tag
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Ingin Punya Kesehatan Mental yang Bagus? Hiatus dari Media Sosial selama Seminggu Saja!
-
Demi Hal Ini, Selena Gomez Sudah Berhenti Bermain Media Sosial Sejak 4,5 Tahun Lalu
-
Gangguan Tic Bisa Semakin Parah dengan Penggunaan Media Sosial Berlebih
-
4 Tanda Perlu Istirahat dari Media Sosial, Apa Saja?
-
Ada Waktunya Kamu Istirahat dari Media Sosial, Inilah 5 Tandanya!
-
Media Sosial Punya Dampak Negatif, Terutama pada Gadis yang Perfeksionis
-
Peneliti: Anak-anak Berisiko Jadi Sumber Penyebaran Varian Virus Corona!
-
Tak Cuma Menghibur, Simak 5 Potensi Masalah Mental Akibat Media Sosial
-
Waduh, Viral Load Varian Delta 300 Kali Lipat Lebih Tinggi dari Lainnya!
-
Jangan Tertipu, Menurut Psikolog Pria dengan Ciri Berikut Harus Dihindari