Senin, 29 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Yuliana Sere : Minggu, 07 April 2019 | 11:18 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Wanita yang melakukan lebih banyak seks oral pada pasangannya memiliki risiko lebih rendah mengalami keguguran.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi baru yang menyoroti bagaimana paparan oral terhadap sperma dapat memengaruhi hasil kehamilan.

Melansir dari medicaldaily, temuan ini telah dipublikasikan dalam Journal of Reproductive Immunology.

Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyarankan ada beberapa faktor ayah, terutama air mani, yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh wanita sebelum dan sesudah pembuahan.

Para peneliti dari Leiden University Medical Center di Belanda menemukan bahwa paparan oral terhadap cairan mani dapat menyebabkan toleransi imun ibu terhadap antigen ayah.

Temuan ini datang dari analisis data 97 wanita yang memiliki setidaknya tiga keguguran berturut-turut sebelum penelitian dan 137 wanita yang tidak pernah keguguran.

Peneliti memberikan kuesioner yang menanyakan peserta tentang kegiatan seksual mereka dengan pasangannya.

Ilustrasi seks oral - (Shutterstock)

Hasil penelitian menunjukkan 56,9 persen dari kelompok keguguran melaporkan melakukan hubungan seks oral dengan pasangannya, sementara 72,9 persen dari kelompok non-keguguran melaporkan lebih banyak melakukan seks oral.

"Studi kontrol kasus ini menunjukkan wanita dengan keguguran berulang memiliki seks oral lebih sedikit dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan yang lancar," kata para peneliti.

"Ini sejalan dengan hipotesis bahwa usus memiliki penyerapan yang paling memadai dalam ketiadaan lingkungan inflamasi, dan cairan mani mengandung antigen HLA terlarut yang sudah dapat menginduksi toleransi imun ibu terhadap antigen ayah yang diwariskan dari janin sebelum implantasi."

Sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa menelan sperma dapat mengurangi terjadinya preeklampsia gangguan kehamilan.

Temuan terbaru tidak memberikan hubungan langsung antara seks oral dan pengurangan keguguran. Namun, para peneliti mengatakan cairan mani berpotensi memiliki beberapa faktor imunoregulasi, yang dapat memainkan peran penting dalam menciptakan toleransi ibu untuk melindungi janin selama kehamilan.

Faktor-faktor tersebut, termasuk sitokin, hormon dan antigen HLA yang larut telah terbukti efektif melalui paparan vagina.

Para peneliti mencatat penelitian yang lebih besar diperlukan untuk mengonfirmasi temuan mereka dan untuk mengungkapkan hubungan langsung antara paparan sperma dan risiko keguguran yang lebih rendah.

BACA SELANJUTNYA

Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?