Selasa, 16 April 2024
Vika Widiastuti : Kamis, 07 Maret 2019 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Seorang wanita yang tidak pernah melakukan hubungan seksual, akhirnya melahirkan bayi melalui in vitro fertilisation (IVF) atau bayi tabung. Wanita bernama Revati Bordawekar (30) tersebut menderita kondisi di mana Miss V-nya akan mengepal ketika disentuh.

HiMedik melansir Mirror, Rabu (6/3/2019), wanita asal Ahmednagar, India itu mulanya menyadari ada yang tidak beres saat usianya 22 tahun ketika dia mencoba memakai tampon untuk pertama kalinya. Namun gagal, tangannya mulai bergetar dan celah Miss V-nya tertutup.

Kemudian saat menikah dengan Chinmay pada usia 25 tahun, ia memberi tahu sang suami tentang kondisi yang ia alami.

Selain itu, ia juga sempat menjalankan saran dari penasihat medis dan teman-temannya untuk minum anggur sebelum berhubungan seks, berlatih foreplay, dan menggunakan krim mati rasa di sekitar labia atau bibir Miss V.

Namun, semuanya tidak ada yang berhasil. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk meminta bantuan dokter.

Revati lantas ditempatkan di bawah anestesi umum untuk pemeriksaan di mana ia kemudian didiagnosis menderita vaginismus, yaitu kondisi dimana otot di sekitar Miss V akan mengencang dengan sendirinya.

Dokter bedah kemudian memotong selaput dara Revati dan melebarkannya dengan harapan bahwa dia bisa mengatasi kondisi tersebut. Hal tersebut ternyata memiliki sedikit dampak sehingga pasangan itu bisa mencoba IVF dan hamil pada Mei tahun lalu.

Ilustrasi hamil (Unplash/freestocks.org)

"Kami sangat ingin mengatasinya karena kami ingin memiliki anak. Jadi, saya melihat kelompok pendukung vaginismus untuk mencari cara untuk hamil," katanya.

Setelah dua kali melakukan percobaan, Revati pun berhasil. Ia akhirnya hamil.

Akibat kondisinya, Revati awalnya ingin melakukan persalinan secara caesar, tetapi setelah bertemu bidan dan menghadiri kelas kelahiran, ia memutuskan menjalani persalinan yang utuh.

Ilustrasi melahirkan bayi (Pixabay/SeppH)

Selama persalinan, Revati pun harus menenangkan dirinya untuk terus 'mendorong' dan melalui proses persalinan disamping vaginismusnya. Ia akhirnya menyambut putrinya, Eva pada Februari 2019.

"Anak perempuan saya lahir pada tanggal 9 Februari setelah 48 jam persalinan. Saya mengalami pelebaran 7,5 cm ketika saya akhirnya harus meminta epidural karena kontraksi saya terlalu kuat dan saya sangat kesakitan," ujarnya.

"Ketika bidan mengatakan sudah waktunya untuk untuk mulai 'mendorong', saya meminta lima menit untuk menguatkan diri," lanjutnya.

BACA SELANJUTNYA

Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho