Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Kurang dari satu dekade lalu, China dikritik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu negara dengan tingkat operasi caesar tertinggi di dunia.
Menurut data, angka operasi caesar di negeri tirai bambu ini masih dua kali lipat dari negara-negara Skandinavia.
Namun, melansir dari bbc, angka tersebut telah berubah dengan sangat cepat. Tingkat operasi caesar di China sudah menurun.
"China telah berhasil mengurangi tingkat pertumbuhan caesar ketika negara-negara lain seperti Brazil belum berhasil memecahkannya," kata Dr Susan Hellerstein, seorang profesor Universitas Harvard.
Baca Juga
Hellerstein bersama para peneliti Universitas Peking menganalisis lebih dari 100 juta kelahiran di China.
Dalam banyak situasi, operasi caesar adalah prosedur yang menyelamatkan jiwa tetapi juga berisiko seperti operasi lainnya karena ini membutuhkan waktu.
WHO memperingatkan bahwa operasi caesar tidak akan dilakukan jika tidak diperlukan secara medis.
Sementara itu, menurut Dr Carine Ronsmans, salah satu rekan penulis studi mengatakan, "Perubahan dalam pedoman China telah menentukan pilihan dalam proses persalinan ibu-ibu di China."
"Bagian dari kebijakan ini adalah dokter diizinkan untuk melawan kehendak wanita. Dokter bisa menentang keinginan wanita itu," tambahnya.
Dalam satu kasus, seorang ibu pernah melompat keluar dari jendela rumah sakit karena ia ditolak untuk mendapatkan operasi caesar. Selain itu, baru-baru ini seorang pria ditahan karena menyerang salah satu tim medis setelah istrinya ditolak operasi caesar.
Pemerintah China sendiri telah mendorong para wanita dari kelas menengah untuk melihat perubahan ini dan membuat sebuah pilihan positif.
"Beberapa takut akan persalinan sehingga mereka memilih operasi caesar. Tapi sekarang semuanya berubah," tutur Lan, salah seorang ibu yang menentang kenaikan angka operasi caesar.
"Para ibu di China menginginkan kualitas hidup yang lebih baik dan ini berarti kehidupan yang lebih sehat dan kesadaran yang lebih besar tentang apa yang baik bagi mereka," kata Dr Liangkun Ma, dokter kandungan senior di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Peking Union Medical College.
"Ini bisa mendorong pasien untuk secara aktif mencari informasi tentang persalinan melalui aplikasi atau grup chatting untuk meningkatkan kesadaran akan risiko terhadap bedah caesar," tambahnya.
Saat ini juga sudah ada sejumlah rumah sakit yang menyediakan lebih banyak terapi alternatif untuk menghilangkan rasa sakit, seperti yoga, musik.
Studi tahun 2017 tentang 100 juta kelahiran di Cina ini telah diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.
Terkini
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
- 5 Efek Samping Perawatan Suntik Putih, Cita Citata Ngaku Jadi Idap Autoimun
Berita Terkait
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
Diduga Terinfeksi Bakteri Listeria dari Bayam, Janin Wanita Ini Lahir Mati
-
WHO: Wabah Cacar Monyet Bisa Dihentikan, Asalkan...
-
China Belum Temukan Kasus Hepatitis Pada Anak, Begini Langkah-langkah Pencegahannya!
-
Venna Melinda Ingin Punya Anak Lagi, Ini Lho Risikonya Operasi Caesar di Usia 50 Tahun!
-
Siti Badriah Melahirkan Secara Caesar, Apa Saja Risiko Persalinan Ini?
-
Beberapa Kondisi yang Mengharuskan Operasi Caesar, Calon Ibu Perlu Tahu
-
Melahirkan secara Caesar, Lakukan Ini agar Pemulihan Lebih Cepat
-
WHO Menyarankan Orang Tua Usia 60 Tahun ke Atas untuk Menunda Perjalanan
-
Varian Omicron Sedang Diwaspadai, WHO Meminta Tiap Negara Melakukan Ini