Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Jika kamu pernah menonton Sex and the City, kamu mungkin ingat episode saat seorang dokter memberi tahu Charlotte bahwa vaginanya sedang depresi.
Kamu mungkin berpikir ini adalah alur cerita yang lucu namun kenyataan sebenarnya jauh lebih serius.
Istilah vagina depresi digunakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan kondisi medis yang sangat menyakitkan yang dikenal sebagai vulvodynia.
Kondisi ini diperkirakan berdampak pada sekitar 15 persen wanita dan gejala utamanya adalah rasa sakit yang terus-menerus di dalam dan sekitar vulva, mengutip dari mirror.
Baca Juga
Lantas apa itu vulvodynia?
Menurut NHS, vulvodynia dapat memengaruhi wanita dari segala usia dan sering terjadi pada wanita yang dinyatakan sehat.
Kondisi ini bisa menjadi masalah jangka panjang dan mungkin dipicu oleh sesuatu yang sederhana seperti memasukkan tampon atau disentuh saat berhubungan seks.
Bagi sebagian orang, masalah ini bisa lebih parah, menyebar ke area pantat dan paha bagian dalam.
Berbagai perawatan telah diberikan bagi mereka yang menderita vagina depresi seperti gel anestesi dan obat resep seperti antidepresan.
Beberapa hal lain yang bisa dilakukan di rumah untuk mengurangi sakit ini antara lain mengenakan pakaian katun 100%, menghindari produk-produk higienis yang beraroma serta mengoleskan bungkusna dingin ke area tersebut unntuk meredakan rasa sakit.
Namun penelitian terbaru menemukan cara alternatif untuk meningkatkan kehidupan jutaan wanita yang menderita karena vulvodynia.
Para peneliti dari Oregon Health and Science University di Portland mengklaim terapi bisa mengurangi gejala itu.
Studi ini menunjukkan sebagian besar wanita mengalami penurunan gejala setelah menghadiri enam bulan terapi perilaku kognitif kelompok berbasis kesadaran.
Umumnya terapi ini digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan. Terapi perilaku kognitif adalah jenis terapi berbicara yang membantu orang mengelola masalah dengan mengubah cara mereka berpikir dan bertindak.
Studi ini telah diterbitkan dalam Journal of Lower Genital Tract Disease.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Derita Depresi Akibat Kanker, Wanita 77 Tahun Ini Konsumsi Magic Mushroom
-
Sistem Kekebalan Ada Kaitannya dengan Depresi Pascamelahirkan, Begini Penjelasannya!
-
Tidak Hanya Fisik, Covid-19 Ringan Juga Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental
-
Peneliti Temukan Orang Depresi Cenderung Menolak Vaksin Covid-19
-
Kenali Efek Samping Obat Tidur Seperti yang Diminum Taemin SHINee
-
Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!
-
Studi: Perbanyak Konsumsi Sayur Bikin Lebih Bahagia
-
Penelitian: Makan Sendirian Punya Efek Buruk bagi Wanita 65 Tahun ke Atas
-
5 Manfaat Mendengarkan Musik, Tak Cuma Bikin Mood Lebih Baik
-
Selain Stres, 4 Emosi Negatif Ini Bisa Sebabkan Masalah Usus