Jum'at, 26 April 2024
Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Rabu, 20 Februari 2019 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kehamilan terjadi saat sel sperma bertemu dengan sel telur. Sel telur yang berhasil dibuahi akan berkembang menjadi janin dan tumbuh di dalam rahim selama sekitar sembilan bulan lamanya.

Namun, tidak dengan wanita asal Stakeford, Northumberland, satu ini. Ia tidak memiliki alat dan organ reproduksi seperti wanita pada umumnya. Bahkan bentuk miss V nya pun tidak sempurna.

Tara Gratton (37) mengatakan bahwa dokter bingung dengan miss V nya yang terbentuk sebagian sebelum dia didiagnosis menderita sindrom Mayer-Rokitansky-K ster-Hauser (MRKS), kelainan bawaan yang memengaruhi sistem reproduksi wanita.

Saat berusia 14 tahun, ia didiagnosis dengan kondisi sangat parah dan diberitahu bahwa dia tidak memiliki liang vagina, rahim, leher rahim, tuba fallopi, dan hanya memiliki satu ginjal.

Tara merasa hancur setelah menyadari bahwa dia tidak akan pernah bisa mengandung anaknya sendiri, tetapi setelah bertemu dengan pasangannya, Stuart Pretswell, 34, pasangan itu mulai mencari tahu pilihan mereka.

Dia memilih untuk membuat liang vaginanya dengan menggunakan ususnya dan sekarang dirinya berada dalam daftar tunggu untuk mendapatkan transplantasi rahim dan berharap dapat membentuk sebuah keluarga sendiri.

Ilustrasi operasi - (Pixabay/sasint)

"Pada usia 14 tahun aku didiagnosis dan menjalani operasi pertamaku sehingga dapat melakukan hubungan seks seperti orang dewasa," ungkap Tara yang dikutip dari laman Mirror.

"Aku memiliki liang vagina yang dibuat dari ususku sendiri karena hanya sebagian dari vaginaku yang terbentuk dengan benar."

"Operasi yang aku jalani adalah operasi yang berisiko karena melibatkan penggunaan dua inci dari ususku untuk membuat lubang liang baru," imbuhnya.

Dia mengatakan bahwa meski masih sangat muda, ia malu dengan kondisinya saat itu karena kasus seperti itu masih sangat jarang. Apalagi saat ia bertemu dengan Stuart, mereka ingin sekali memiliki keluarga.

Tara memutuskan untuk melakukan operasi vagina invasif pada usia 14 tahun untuk memberikan masa depan yang normal bagi dirinya.

"Setelah operasi, aku harus menjalani banyak terapi pelebaran, yang pada dasarnya membuat vaginaku meregang," tuturnya.

"Para dokter mengira aku tidak memiliki ovarium tetapi ketika bertambah tua, aku menemukan bahwa mereka salah. Aku memiliki ovarium yang berarti aku bisa punya anak, meski harus melalui program IVF (bayi tabung) atau alternatif lain."

Setelah menemukan pasangannya saat ini, Stuart, Tara menceritakan tentang kondisinya dan dengan senang hati mereka memulai prospek membangun keluarga bersama.

Tara telah mengajukan permohonan untuk percobaan transplantasi rahim dan bayi pertama dari transplantasi rahim dari pendonor yang meninggal, lahir pada Desember silam.

BACA SELANJUTNYA

Millen Cyrus Ditanya Soal Tanam Rahim, InI Risikonya pada Pria