Jum'at, 29 Maret 2024
Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Selasa, 15 Januari 2019 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Seorang wanita dikira kerasukan karena telah dua bulan lebih berperilaku tak wajar. Namun, setelah diperiksa, ternyata ada tumor besar di ovariumnya, yang memicu penyakit autoimun langka di otaknya.

Dilansir dari Fox News, Senin (14/1/2019), Lorina Gutierrez, wanita asal New Mexico ini menderita kejang, halusinasi, dan paranoia selama lebih dari dua bulan. Ia bahkan dirawat di bangsal psikiatris setelah mengalami delusi dan menjadi ganas, seperti dilaporkan SWNS.

"Saya sangat takut, seolah-olah dia dirasuki," kata Stephen Gutierrez, suami Lorina.

"Malam setelah dia pulang dari UGD, kami terjaga sepanjang malam. Dia tidak bisa tidur dan hanya berbicara omong kosong. Dia terus berkata, 'Kita harus keluar dari sini, kita harus pergi.' Dia terus bangun dan berusaha meninggalkan rumah," lanjutnya.

Stephen Gutierrez mengatakan, menurut dokter Lorina mengalami gangguan saraf atau depresi. "Selama konsultasi psikiatrisnya, dia mencoba memukulku dan kami harus menahannya, itu sangat tidak sesuai dengan karakternya," kata Stephen kepada SWNS.

"Setelah itulah dia dirawat di rumah sakit jiwa. Saya pernah memercikinya sedikit air suci. Setelah itu, keluarga saya mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak akan terkejut jika kepalanya mulai berputar setelah saya melakukan itu," imbuh Stephen.

Keanehan Lorina berlanjut hingga dia kehilangan kemampuan untuk berbicara, berjalan, atau makan sendiri, dan tidak merespons terhadap pengobatan. Wanita 39 tahun itu kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Presbyterian.

Di situ dia didiagnosis dengan anti-NMDA receptor limbic autoimmune encephalitis, penyakit autoimun yang menyebabkan otaknya membengkak.

Menurut The Encephalitis Society, gejala-gejala Gutierrez sesuai dengan diagnosisnya. Gangguan ini lebih sering menyerang wanita daripada pria. Setelah Lorina didiagnosis, dokter kemudian mencari tumor yang menjadi penyebab utama gangguan itu.

Rupanya, penyakit yang diderita Lorina ini merupakan respons terhadap tumor 6x6 inci yang berkembang di salah satu indung telurnya. Lorina pun menjalani pengobatan steroid berat dan plasmapheresis sebagai upaya untuk membersihkan tubuhnya dari antibodi yang telah menyerang tumor dan otaknya.

"Selama tiga bulan saya menjalani terapi untuk berbicara, fisik, dan melakukan pekerjaan, tetapi saya tidak terlalu ingat akan hal itu," kata Lorina kepada SWNS.

"Rasanya tak jelas. Saat ini saya sedang baik-baik saja, tetapi bisa kambuh kapan saja. Penyakit itu tidak bisa disembuhkan, hanya bisa diobati," imbuhnya.

Ibu tiga anak ini mengatakan bahwa imannya membantunya tetap berpikiran positif meskipun mengalami cobaan yang menakutkan. Ia berharap, dengan membagikan kisahnya, orang lain akan lebih mengetahui tentang penyakit tersebut.

BACA SELANJUTNYA

Marshanda Derita Tumor Payudara, Kenali 7 Gejala Penyakit Ini!