Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Bagi para ibu yang anaknya suka pilih-pilih makanan alias picky eater, susu sering kali dijadikan senjata andalan mengatasi masalah tersebut. Sayangnya, banyak orangtua tidak paham bahwa kebiasaan itu ternyata salah besar.
Pasalnya, menurut Prof. Dr. Rini Sekartini, SpA, dokter spesiali anak di Rumah Sakit Bunda Menteng, Jakarta, susu bukan sebagai pengganti makanan, melainkan hanya sebagai pelengkap.
Rini Sekartini menambahkan, susu merupakan salah satu asupan makanan anak pada saat masih bayi. Terutama pada usia enam bulan pertama, yang mana kehidupan si bayi hanya mengandalkan air susu ibu (ASI).
"Setelah enam bulan pertama, anak baru boleh mengonsumsi makanan pendamping ASI (MP-ASI). Sebab pada usia tersebut kebutuhan anak meningkat," ungkap Rini Sekartini, seperti dikutip dari siara pers yang diterima Suara.com.
Baca Juga
Setelah si anak menginjak usia satu tahun, barulah orangtua memberikan makanan lengkap berupa nasi beserta lauk pauknya, ditambah sayur, buah, dan susu sebagai pelengkap.
Berkaca dari kasus ini, susu memang kaya akan gizi. Namun, kurang pas jika dijadikan sebagai makanan pengganti pada anak yang susah makan atau pilih-pilih makanan. "Meskipun kaya gizi, kandungan zat besi di dalamnya biasanya kurang optimal," tegas Rini Sekartini.
Ia menegaskan, anak berumur satu tahun membutuhkan enam gram zat besi setiap hari. Sementara di dalam 1.000 cc susu, hanya mengandung 0,5 sampai 2 mg zat besi.
Itulah sebabnya mengapa jangan mengandalkan susu untuk memenuhi kecukupan gizi anak yang pemilih makanan. Seyogyanya, para ibu memberikan mereka asupan makanan kaya nutrisi, termasuk kecukupan zat besi di setiap usia.
Menurut wanita berusia 65 tahun yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang DKI Jakarta, kebutuhan susu anak pada usia balita kira-kira 500 sampai 600 cc per hari. Selebihnya, anak harus makan.
Sementara itu, musabab anak jadi pilih-pilih makanan lantaran orangtua kurang memperkenalkan asupan makanan yang lebih bervariasi. Maka sebaiknya sejak kecil anak sudah dibebaskan memilih yang disukainya.
''Selanjutnya, suasana di rumah yang tidak menyenangkan, kurang perhatian orangtua, atau contoh yang kurang baik dari orangtua juga menyebabkan anak menjadi picky eater,'' pungkas Rini Sekartini.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Cegah Osteoporosis Jangan Cuma Minum Susu, Konsumsi Juga Makanan Ini
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Ruam Kulit Pada Balita, Hati-hati Gejala Virus Corona Covid-19!
-
Cimory Hadirkan Susu UHT Bebas Laktosa, Aman bagi Pemilik Lactose Intolerance dan Alergi Susu
-
Mungkinkah Minum Susu Tingkatkan Kadar Kolesterol? Ini Kata Ahli!
-
Minum Susu Sapi Bisa Cegah Virus Corona Covid-19, Benarkah?
-
Gadis Remaja yang Jarang Konsumsi Produk Hewani Bisa Alami Dampak Ini
-
Tak Cuma Susu, Sayuran Juga Bikin Tulang Kuat
-
Perlukah Menghindari Susu saat Ingin Menurunkan Berat Badan?
-
Susu Formula Adalah Alternatif ASI yang Menyehatkan, tapi Ada Tantangannya!