Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker menjadi salah satu penyakit yang paling banyak merenggut korban jiwa di seluruh dunia. Salah satunya adalah kanker payudara.
Melihat fakta tersebut, para peneliti di Eropa kini telah membuat piranti robot yang dapat mempercepat deteksi dini pada penyakit kanker. Robot ini berupa lengan yang dilengkapi dengan sensor pemindai yang dapat merevolusi pemeriksaan kanker payudara.
Proyek penelitian yang diberi nama MURAB ini menggabungkan data dari pencitraan resonansi magnetik sensitif MRI dengan kecepatan pemindaian ultrasound real-time. "Anda mendapat manfaat dari piranti tersebut, langkah pertama yaitu menggabungkan dan kemudian meningkatkan lokalisasi berdasarkan pemodelan karena jaringannya berubah bentuk," kata Francoise Siepel, koordinator proyek MURAB.
Jika sebelumnya menemukan sel kanker menjadi tantangan, karena jaringan kanker payudara berubah ketika pemindai ultrasound bergerak di atasnya. Kini menemukannya bisa dilakukan secara real-time cukup dengan menempatkan jarum biopsi tepat di atasnya.
Baca Juga
Seorang ahli radiologi kemudian dapat memasukkan jarum secara manual, sementara lengan robot membuatnya menjadi sejajar. Tim peneliti mengatakan teknik inovatif ini memproses data dari alat pemindai untuk membangun model tiga dimensi virtual bagian tubuh yang diperiksa.
Artinya, sel kanker kecil yang tidak terlihat dalam teknik pencitraan ultrasound konvensional, kini dapat disasar dengan mudah. Para peneliti percaya bahwa menemukan sel kanker dengan cepat, dapat mendorong deteksi dan perawatan kanker payudara yang lebih dini.
"Tujuannya adalah dalam empat jam sudah ada alur kerja klinis yang menyeluruh sehingga tidak perlu menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk benar-benar mengkonfirmasi suatu diagnosis. Dan kami secara langsung mengambil contoh jaringan dengan lengan robot yang memiliki presisi lebih tinggi dibanding biopsi manual," ungkap Francoise Siepel.
Francoise Siepel berharap teknologi ini dapat mengurangi kematian akibat kanker payudara. Selain itu, diharapkan alat ini bisa membantu mendiagnosis jenis kanker lain. Para peneliti berencana memulai uji klinis dengan menggunakan sekelompok kecil subjek untuk diuji tahun depan.
Terkini
- Erika Carlina Idap Autoimun, Ternyata Berawal dari Gangguan Kecemasan
- Tak Melulu Kebanyakan Makan, Berat Badan Naik Juga Bisa Dipengaruhi oleh Hormon
- Risiko Komplikasi Lebih Tinggi, Ibu Hamil di Usia 40-an seperti Syahrini Harus Lakukan 5 Hal Ini
- 6 Perubahan pada Payudara yang Umum Terjadi, Tak Perlu Panik
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
Berita Terkait
-
6 Perubahan pada Payudara yang Umum Terjadi, Tak Perlu Panik
-
Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
-
Babe Cabita Idap Anemia Aplastik, Ketahui Bedanya dengan Leukimia
-
Pengidap Kanker Payudara Semakin Muda, Ingatkan Lagi Pentingnya Deteksi Dini Melalui Sadari dan Sadanis
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Cegah Kanker, Peneliti Sarankan Makan Pisang Setiap Hari!
-
Batuk Berdahak Tak Kunjung Sembuh, Ternyata Wanita Ini Idap Kanker Stadium Akhir
-
Kanker Tenggorokan dan Amandel Berkaitan Erat dengan Seks Oral, Waspadai Dampaknya!
-
Olivia Newton-John Meninggal Dunia Karena Kanker Payudara, Waspadai Gejala dan Penyebabnya!