Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang pria menderita infeksi sifilis yang menyerang susunan saraf pusat otak atau neurosifilis hingga membuatnya sulit berjalan dan berbicara.
Tiga bulan sebelum mengunjungi dokter, pria 50 tahun asal India ini mengalami tremor dan gerakan mata yang tidak terkontrol hingga kesulitan berbicara.
Setelah diketahui infeksi sifilis di otak, dokter sempat kesulitan mengidentifikasi penyebabnya.
"Tiga bulan sebelumnya, ia mengalami tremor dan gerakan mata tak terkontrol hingga sulit berbicara dengan benar," menurut laporan dalam British Medical Journal Case Reports (BMJ) dikutip dari Fox News.
Baca Juga
-
Heboh Disertasi Hubungan Seks di Luar Nikah, Ini Dampaknya Kata Psikolog!
-
'Dijual' Kakak Ipar dan Dipaksa Berhubungan Badan, Gadis Ini Idap Sifilis
-
Siti Badriah Ingin Punya Anak Kembar, Coba Lakukan Ini Saat Hubungan Seks!
-
Usai Hubungan Seks 48 Jam di Malam Pengantin, Pria Ini Terancam Dipenjara!
-
Pakar Ungkap Tempat Berbaik di Rumah untuk Berhubungan Seks, Bukan di Kamar
-
Diungkap Peneliti, Ini Makanan yang Paling Disukai Setelah Berhubungan Seks
Dokter lantas melakukan MRI untuk mengetahui penyebab pria tersebut menderita infeksi sifilis di otak. Hasilnya menemukan bahwa pria ini diduga melakukan hubungan seks tidak aman yang menyebabkan infeksi sifilis di otak.
"Hasil MRI, infeksi sifilis pria ini karena hubungan seksual yang berisiko atau riwayat infeksi genital sebelumnya," keterangan para dokter dalam laporan.
Tes lebih lanjut juga menemukan bahwa pria tersebut positif terinfeksi bakteri treponema pallidum, sejenis bakteri yang menyebabkan sifilis, infeksi menular seksual yang muncul dengan luka kecil dan tidak sakit.
Karena itu, dokter menentukan pria ini menderita neurosifilis, infeksi langka akibat infeksi sifilis tidak diobati sejak awal.
"Neurosifilis biasanya berkembang sekitar 10 hingga 20 tahun setelah seseorang terinfeksi sejak awal. Jika orang sifilis dan menderita HIV tapi tidak diobati sangat berisiko besar neurosifilis," jelas dokter.
Ada lima jenis neurosifilis, yakni asimptomatik, meningeal, meningovaskular, paresis umum dan tabes dorsalis. Dalam kasus ini, dokter mengatakan infeksi sifilis pria tersebut tidak masuk dalam kategori mana pun.
Karena, pria tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda neurosifilis yang umum, seperti mual, muntah atau leher kaku.
Sehingga pria itu hanya diberi antibiotik selama 2 minggu dan menjalani fisioterapi sampai akhirnya pulih dan bisa berjalan normal lagi.
Terkini
- Parto Patrio sampai Operasi, Ketahui 5 Gejala Awal Batu Ginjal sebelum Semakin Parah
- Prabowo Subianto Ngaku Suka Makan Burger King, Ketahui Bahaya Konsumsi Junk Food pada Lansia
- Dialami oleh Atta Halilintar, Ini 4 Gejala Hernia yang Harus Diketahui Pria
- Mengenal Sindrom Tourette yang Dialami Tora Sudiro, Ini Gejalanya
- Tips Mencegah Batu Saluran Kemih dan Pembesaran Prostat, Pria Perlu Tahu
- Inilah Alasan Pria Mudah Mengantuk Setelah Berhubungan Seks, Terlalu Enak?
- Trombosit Atta Halilintar Turun Sampai 49, HIndari Makanan dan Minuman Ini!
- Trombosit Atta Halilintar Turun Karena Demam Berdarah, Cobalah Konsumsi 5 Makanan Ini!
- Pria Ini Bisa Alami Ereksi 100 Kali Sehari, Bahkan Saat Tidur dan Bangun Tidur!
- Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
Berita Terkait
-
Virus Nipah Renggut Satu Nyawa Anak Remaja di India, Kenali Gejalanya!
-
Sudah Vaksin Covid-19, Sepertiga Pasien Virus Corona Tetap Meninggal
-
Waspadai Gangren dan Gangguan Pendengaran, Gejala Varian Virus Corona India
-
Vaksin Moderna Ampuh Lawan Varian Baru Virus Corona India, Ini Kata Ilmuwan
-
Varian Baru Virus Corona India Lebih Berisiko pada Anak-anak
-
Studi: Vaksin AstraZeneca 97 Persen Efektif Lawan Varian Virus Corona India
-
Infeksi Jamur Hitam pada Pasien Covid-19, Seperti Apa Itu?
-
Dokter India: 40 Pasien Virus Corona dan Diabetes Alami Infeksi Jamur Hitam
-
Vaksin Pfizer dan Moderna Bisa Lawan Varian Baru Virus Corona India
-
Infeksi Jamur Langka Mewabah di India di Tengah Krisis Virus Corona