Minggu, 05 Mei 2024
Rosiana Chozanah : Sabtu, 07 Mei 2022 | 08:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa Covid-19 parah ternyata dapat menyebabkan masalah kognitif yang sama ketika pasien berusia 20 tahun lebih tua.

Hasil ini didasarkan pada penelitian terhadap kurang dari 50 penyintas Covid-19 di Inggris, yang terbit di jurnal eClinicalMedicine.

Meski pesertanya terbatas, informasi ini menambah bukti bahwa infeksi SARS-CoV-2 dapat meninggalkan dampak yang bertahan lama pada otak, lapor Live Science.

Dalam studi baru ini, peneliti menilai hasil tes kognitif penyintas yang pernah menjalani pengobatan kritis di Rumah Sakit Addenbrooke di Cambridge, Inggris, antara 10 Maret hingga 31 Juli 2020. Usia penyintas antara 28 hingga 83 tahun.

Sebanyak 16 penyintas pernah mendapat bantuan ventilator, dan 14 di antaranya membutuhkan dukungan medis lain karena kegagalan organ.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

Peneliti membandingkan 46 penyintas ini dengan 460 orang dengan usia dan demografi yang sama tetapi tidak pernah terinfeksi Covid-19.

Semua peserta menyelesaikan delapan tes kognitif melalui platform Cognitron yang dikembangkan Imperial College London.

Secara keseluruhan, penyintas Covid-19 menunjukkan pola yang konsisten dari kurangnya akurasi dan waktu pemrosesan yang lebih lambat, meski tingkat ketidakakuratan dan kelambatan berbeda pada tiap tugas.

"Asosiasi tugas yang paling menonjol adalah untuk kognisi dan kecepatan pemrosesan... yang secara kualitatif berbeda dari penuaan normal dan besarnya serupa dengan efek penuaan antara usia 50 hingga 70 tahun," tulis peneliti.

Tingkat keparahan penurunan berbeda tergantung tingkat keparahan saat terinfeksi. Artinya, penyintas yang dulunya mendapat bantuan ventilator memiliki hasil lebih buruk.

"Kami menyimpulkan bahwa setiap pemulihan di bagian kognitif kemungkinan besar akan lambat (pada penyintas Covid-19)," tulis penelti.

Mereka melanjutkan, "Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa proses pemulihan kognitif berbeda antar orang tergantung tingkat keparahan dan dasar neurologis atau psikologisnya, yang kemungkinan kompleks."

BACA SELANJUTNYA

Waduh, Penyintas Covid-19 4 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Varian Delta