Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa Covid-19 parah ternyata dapat menyebabkan masalah kognitif yang sama ketika pasien berusia 20 tahun lebih tua.
Hasil ini didasarkan pada penelitian terhadap kurang dari 50 penyintas Covid-19 di Inggris, yang terbit di jurnal eClinicalMedicine.
Meski pesertanya terbatas, informasi ini menambah bukti bahwa infeksi SARS-CoV-2 dapat meninggalkan dampak yang bertahan lama pada otak, lapor Live Science.
Dalam studi baru ini, peneliti menilai hasil tes kognitif penyintas yang pernah menjalani pengobatan kritis di Rumah Sakit Addenbrooke di Cambridge, Inggris, antara 10 Maret hingga 31 Juli 2020. Usia penyintas antara 28 hingga 83 tahun.
Baca Juga
Sebanyak 16 penyintas pernah mendapat bantuan ventilator, dan 14 di antaranya membutuhkan dukungan medis lain karena kegagalan organ.
Peneliti membandingkan 46 penyintas ini dengan 460 orang dengan usia dan demografi yang sama tetapi tidak pernah terinfeksi Covid-19.
Semua peserta menyelesaikan delapan tes kognitif melalui platform Cognitron yang dikembangkan Imperial College London.
Secara keseluruhan, penyintas Covid-19 menunjukkan pola yang konsisten dari kurangnya akurasi dan waktu pemrosesan yang lebih lambat, meski tingkat ketidakakuratan dan kelambatan berbeda pada tiap tugas.
"Asosiasi tugas yang paling menonjol adalah untuk kognisi dan kecepatan pemrosesan... yang secara kualitatif berbeda dari penuaan normal dan besarnya serupa dengan efek penuaan antara usia 50 hingga 70 tahun," tulis peneliti.
Tingkat keparahan penurunan berbeda tergantung tingkat keparahan saat terinfeksi. Artinya, penyintas yang dulunya mendapat bantuan ventilator memiliki hasil lebih buruk.
"Kami menyimpulkan bahwa setiap pemulihan di bagian kognitif kemungkinan besar akan lambat (pada penyintas Covid-19)," tulis penelti.
Mereka melanjutkan, "Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa proses pemulihan kognitif berbeda antar orang tergantung tingkat keparahan dan dasar neurologis atau psikologisnya, yang kemungkinan kompleks."
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Pasien Kanker Tetap Alami Covid-19 Parah saat Terkena Infeksi Terobosan
-
Obat Covid-19 Pfizer Ampuh Melawan Infeksi Virus Corona hingga 89%
-
Ilmuwan Temukan Faktor yang Membuat Covid-19 Menjadi Parah
-
Ini Lho Alasan Penyintas Covid-19 Tidak Bisa Langsung Divaksinasi
-
Studi: Pasien Gangguan Kejiwaan Berisiko Kena Covid-19 Parah dan Kematian
-
Waduh, Penyintas Covid-19 4 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Varian Delta
-
Apa Penyebab Long Covid-19? Pakar Kesehatan Menjelaskan Dua Teori Populer
-
Penyintas Covid-19 Bisa Aman dari Infeksi Ulang, Ini Sebabnya!
-
Infeksi Virus Corona Bisa Picu Kuku Covid-19, Apa itu?